I’m an indie blogger, tech geek and ordiary novice user. I might teach you something, I might tell you a cool story, or I might just make you laugh. Follow my Twitter and Instagram @rosgani
Monday, October 31, 2005
My Digital's Pouch
Beberapa hari lalu, saya mengikuti acara buka bersama bareng Indosat M2 sehubungan dengan baru didirikannya sebuah Warung Internet di kota saya yang memang menggunakan Indosat sebagai providernya, acara itu diselenggarakan di salah satu restoran terbesar di kota saya, diantara para undangan dan tamu yang datang ada salah satu teman saya yang bekerja pada salah satu stasiun radio FM, diam-diam ternyata dia memperhatikan saya saat saya mengambil ponsel dan PDA dalam tas kumel saya. Lalu dia nyeletuk "Wah jangan-jangan kantong doraemon nih", karena dia melihat bahwa saya mengambil banyak perlengkapan walau dengan tas gendong kecil ini.
Bagi pengguna perangkat 'mobile' seperti halnya ponsel, PDA dan laptop, keberadaan tas sebagai media penyimpanan sekaligus pengaman merupakan salah satu benda yang wajib dimiliki, apalagi jika kita sering pergi keluar kota atau banyak mengerjakan pekerjaan di lapangan. Saya sendiri sudah hampir 4 tahun selalu menggunakan tas ini untuk keperluan sehari-hari.
Saya memang salah satu jenis orang yang tidak mau direpotkan dengan barang bawaan jika sedang melakukan perjalan, itu alasannya, mengapa saya tidak suka membawa tas besar dengan buku-buku di dalamnya, semua buku dan catatan sudah saya pindahkan kedalam PDA saya, bahkan sejak saya masih kuliah dulu, saya tidak pernah membawa buku catatan tapi cukup dengan sebuah PDA yang masuk kedalam saku dan kebiasaan ini terus terbawa sampai saat ini, karena memang saya merasa sangat terbantu sekali.
Kini dengan tas yang sudah hampir 4 tahun saya gunakan sehingga sudah terlihat kotor, kucel alias kumel, saya bisa membawa semua peralatan kerja saya, seperti 2 buah PDA, 2 buah ponsel, disket-disket, CD Linux, Kibor lipat untuk PDA, juga puluhan kartu nama. Sebenarnya saya bukan tidak mau untuk mengganti tas ini dengan yang baru, namun bagian depan tas ini bisa memberikan fasilitas lebih buat saya, tempat ponsel yang ada dibagian depan sekaligus bisa saya jadikan dudukan ponsel R520m saya untuk mengarahkan port infra merah saat saya ingin online dengan PDA Palm yang terpasang pada Kibor lipatnya, sehingga saya tidak usah mencari dudukan atau alat lain untuk mengarahkan port infra merahnya.
Kini dengan tas kecil yang sudah kumel ini, saya bisa membawa semua peralatan dan dokumen-dokumen penting saya, peralatan-peralatan ini membuat saya serasa membawa perpustakaan dan kantor saya kemanapun.[Q]
Friday, October 28, 2005
Short Review: Linspire Live CD 5.0
Linspire adalah salahsatu distro Linux yang sebelum tanggal 14 April 2004 bernama Lindows ini memiliki jargon "Easiest Desktop Linux, The Affordable Choice" yang memang sangat memberikan kemudahan bagi para penggunanya.
Linspire Live CD yang saya gunakan sudah menggunakan versi 5.0.69 atau sering juga disebut dengan Five-O (baca: five oh), pada saat mencoba Live CD ini saya menggunakan prosesor AMD Athlon XP 1.8GHz, dengan RAM sebesar 256MB yang di-share bersama VGA onboard 8MB yang sudah terintegrasi pada motherboard ECS Elite K7VMM2, dengan mesin CPU yang tergolong lambat, Linspire Live CD ini dapat memboot langsung dari CD-ROM dengan hanya memakan waktu kurang dari 2 menit. Sesaat kita dihadapkan pada proses instalasi yang sangat sederhana dan mudah, mulai dari pilihan zona dan waktu, menentukan password untuk sistem, sampai memasang Dial-up dan mengkonfigurasi modem yang kita gunakan. Sistem audio AC'97 yang sudah ada dalam motherboard langsung dapat dikenali dan menjalankan Intro musik pada wal-awal instalasi.
Distro yang berbasis pada Debian dengan kernel 2.6.10, KDE desktop dan X.org windows system, memiliki tampilan yang cukup unik, dengan pendekatan GUI yang mirip-mirip dengan Windows XP serta sedikit sentuhan MacOS, menjadikan tampilan Linspire terkesan teduh dan artistik untuk dipandang. Didalamnya disediakan beragam scrennsaver yang mendukung OpenGL dan juga beberapa wallpaper khas Linspire disamping wallpaper standar mirip KDE.
Seperti halnya LiveCd yang lain, didalamnya sudah dilengkapi dengan aplikasi Open Office suite namun khusus untuk distro ini dilengkapi beberapa aplikasi native dari Linspire sendiri seperti Lsong untuk mamainkan file-file musik, Lphoto untuk memanage dan mengedit foto, Ltorrent sebuah klien untuk BitTorrent, Lassist yakni sebuah aplikasi PIM dan kalendar, GAIM Instant Messaging, CD dan DVD Burner, Real Player 10, Flash player dan juga Ghost PDF Viewer. Jika kita merasa kurang dengan aplikasi tersebut, fasilitas CNR (Click N' Run) membolehkan kita untuk membeli dan memingistal langsung aplikasi yang kita butuhkan langsung dari portal Linspire untuk melakukan hal ini dibutuhkan koneksi Internet tentunya.
Ada sedikit permasalahan ketika saya hendak memasang printer Canon BJC-2100 dengan koneksi USB, ternyata driver Canon BJC-2100 (Foomatic + gimp-print) yang sudah direkomendasikan oleh system pada saat saya menambahkan printer di Control Center tidak mau menjalankan fungsinya dengan baik sehingga printer tidak mau mencetak walau saya sudah berulangkali menekan tombol Test Page. Akhirnya printer dapat bekerja dengan sempurna setelah saya memilih Canon BJC-2100 Foomatic/gimp-print-ijs sebagai drivernya.
Bagi mereka yang sering menggunakan Linux pada mode text, mungkin Linspire bukanlah sebuah distro yang istimewa, namun bagi pengguna Linux pemula dan penikmat GUI KDE yang 'cool' seperti halnya saya, Distro Linspire ini mungkin layak untuk dicoba.[]
Tuesday, October 11, 2005
Most Used Apps in My PDA
Berikut ini adalah aplikasi yang sering saya gunakan pada PDA Palm saya :
Verichat buatan PDA Apps merupakan aplikasi Instant Messenger yang paling sering saya gunakan untuk chatting via Yahoo Messenger dan ICQ karena kedua IM itu yang saya punya, walau sebenernya bisa juga digunakan untuk AOL IM, dan MSN Messenger.
SnapperMail, Aplikasi e-mail reader buatan SnapperFish ini sangat memenuhi kebutuhan Saya untuk mengirim dan membaca e-mail, memiliki fasilitas attachment dan mendukung IMAP juga HTML. Selain itu kita bisa memasang banyak account di dalamnya.
eBook Reader, untuk aplikasi eBook saya menggunakan tiga buah aplikasi yakni :
Palm Reader, TomeReader dan iSilo, ketiganya memiliki kelebihan masing, Palm Reader misalnya, memiliki fasilitas untuk merubah rotasi layar. TomeReader memiliki kemampuan untuk dapat membaca beberapa type eBook file sekaligus, sedangkan iSilo dapat langsung meng-convert file-file .html yang saya ambil dari Internet.
Blazer adalah aplikasi browsing buatan Handspring ini selalu saya gunakan untuk membuka situs-situs WAP atau situs WEB tertentu.
Xiino adalah browser Internet lain yang sering juga saya gunakan untuk mengakses situs-situs web, aplikasi buatan ILINX Inc. ini memiliki kemampuan untuk membuka situs yang memiliki Frame dan Java Script.
Documents To Go 6, aplikasi Office buatan DataViz ini bisa menjadi aternatif bagi saya untuk membuat dokumen pengolah kata, Spreadsheet dan juga Presentasi ketika saya sedang jauh dari PC. Aplikasi ini sangat kompatibel dengan Program Microsoft Office.
NoviiRemote buatan NoviiMedia ini dapat menjadikan perangkat Palm kita menjadi remote control untuk hampir semua alat elektronik yang menggunakan remote.
Jot, aplikasi buatan Communication Intelligent Corp. ini dapat menambah kemampuan Palm saya untuk dapat mengenali tulisan Graffiti2 seperti yang dimiliki oleh Palm dengan OS 5.0 keatas.
Untuk aplikasi Game, saya sangat adiktif untuk memainkan Bejeweled buatan Astraware, Pharaoh buatan MegaSoft 2000 dan Galax buatan Pilotfan.
Aplikasi lain yang tidak kalah penting bagi saya adalah :
MegaLauncher (VIP) buatan MegaSoft 2000, aplikasi launcher ini kompatibel dengan layar grayscale yang saya gunakan, juga memiliki kemampuan untuk mengakses aplikasi dalam kartu memory secara lebih cepat.
HackMaster buatan Daggerware ini sangat berguna untuk menjalankan Popup Notes untuk mencatat hal-hal penting ketika kita sedang menjalankan aplikasi lain contohnya mencatat alamat e-mail atau alamat situs tertentu ketika kita sedang menjalankan Verichat misalnya. Dan FindHack, untuk mencari kata tertentu dari semua file yang ada di perangkat kita.
BatteryGraph, adalah aplikasi gratis yang diambil dari situs http://palm.JeroenWitteman.com/ ini memiliki fungsi untuk memeriksa kapasitas baterai dan hal-hal lain yang berhubungan dengan baterai.
CardExport buatan Softick ini dapat menjadikan perangkat Palm kita sebagai FlashDisk di PC atau laptop. Sangat berguna jika kita ingin meng-copy file dari/ke PC.
BackupBuddy VFS buatan BlueNomad sangat berfungsi untuk mem-backup sistem dan mengembalikan sistem jika saya telah melakukan hardreset.
Sebenarnya masih banyak aplikasi lain yang terdapat dalam perangkat Palm saya, namun aplikasi di ataslah yang paling sering saya gunakan. Mungkin Anda punya aplikasi pilihan, silahkan share disini. Terima kasih.
Wednesday, September 28, 2005
eBook, Capuccino dan Kaum Gaptek
Di suatu sore yang cerah, seperti biasa saya duduk di teras dengan secangkir capuccino sambil membaca salah satu eBook di PDA saya. Saat itu, beberapa teman saya yang akan pergi ke lapang untuk bermain bola lewat di depan saya dan melihat saya yang sedang asyik membaca, dengan serempak mereka bilang kepada saya "Sudah lah cakep, cakep .."
Sesaat saya sempet nggak ngeh karena saya sedang asyik membaca, namun saya langsung sadar kalo mereka itu menganggap saya sedang bercermin, padahal saya sedang membaca eBook di PDA saya, wakakaka saya tertawa sendiri :)) :D.... []
Tulisan ini saya buat dari kejadian sebenarnya, untuk mendukung tulisan Pak Donny BU yang berjudul "Sekte TI dan Kaum Gaptek".
Sesaat saya sempet nggak ngeh karena saya sedang asyik membaca, namun saya langsung sadar kalo mereka itu menganggap saya sedang bercermin, padahal saya sedang membaca eBook di PDA saya, wakakaka saya tertawa sendiri :)) :D.... []
Tulisan ini saya buat dari kejadian sebenarnya, untuk mendukung tulisan Pak Donny BU yang berjudul "Sekte TI dan Kaum Gaptek".
Friday, September 23, 2005
TodayScreen Mercy Yang Bikin Emosi
Pagi ini saya didatangi oleh tetangga saya yang punya Mercy (PocketPC, red), dia menanyakan beberapa hal yang tidak dia pahami seputar Mercy-nya, soalnya dia memang nggak bisa komputer, tapi punya mercy karena pemberian saudaranya.
Setelah saya membereskan masalahnya, saya coba utak-atik mercy tersebut, tanpa sengaja saya menemukan bahwa ternyata terdapat puluhan theme yang disimpan di storage device dan siap dipasang menghiasi latar belakang today screennya.
Saya coba pindahkan satu persatu file .tsk yang ada di storage device tersebut ke folder Windows sehingga pilihan background di Today menjadi semakin variatif, saya coba buka file .tsk satu persatu mulai dari logo klub sepak bola sampai blonde dan girl, sampai pada suatu saat saya melihat theme yang bernama Palm, saya buka themse tersebut dan JELEGERRRR!!!! Bagaikan disambar petir, gambar themes-nya bikin saya mangkel, kesel, pengen marah tapi nggak bisa...
Bagaimana tidak, di sana terdapat foto yang menampilkan Becak (Palm m500) yang dijadikan sebagai tatakan (alas) cangkir kopi diatas meja, dengan posisi layar menghadap keatas.... Tanpa basa-basi saya langsung hapus theme tersebut dan menggantinya dengan theme Blonde.
Memang sudah nasib....
-rosgani (pengguna Palm m500)-
Friday, September 09, 2005
eBook, Linspire dan PDA Lama
eBook, Linspire dan PDA Lama
Sejak saya mengganti PDA Casio Pocket Viewer dengan Palm beberapa bulan lalu, PDA Casio saya hampir tidak saya sentuh, malahan PDA tersebut sudah pindah ke beberapa tangan karena saya meminjamkanya ke teman-teman yang membutuhkan kalkulatornya untuk ujian statistik dan akuntansi di kampus.
Setelah PDA Casio tersebut kembali ketangan saya, iseng-iseng saya buka lagi eBook dalam PDA Casio Pocket Viewer saya, tanpa sengaja saya menemukan artikel eBook yang belum sempat saya baca yang berjudul Windows vs Linux yang saya ambil dari situs www.michaelhorowitz.com, di dalamnya membahas kelebihan, kekurangan dan perbandingan antara Windows dan Linux, pada artikel tersebut saya juga menemukan beberapa nama distro Linux yang belum saya coba serta beberapa situs referensi tentang Linux dan artikel-artikel linux lain, salah satu distro Linux yang menarik perhatian saya yakni distro Lindows yang kini berganti nama menjadi Linspire.
Saya langsung browsing situs-situs referensi yang ada di artikel tersebut dan tertarik juga untuk menggunakan Linspire yang memang memiliki tampilan yang manis, karena terpikat oleh kecantikannya, saat itu juga saya langsung membeli Linspire LiveCD di GudangLinux.net.
Kembali lagi ke soal PDA Casio saya, ada alasan mengapa akhir-akhir ini saya jarang menyentuhnya, padahal sejak saya membeli PDA tersebut saya hampir tidak pernah lepas darinya, jangankan dipinjamkan ke teman dalam waktu lama, di tinggalkan di rumah saja tidak pernah. Alasan pertama adalah karena saya memang sudah memiliki PDA Palm, walaupun masih tergolong Palm lama, tapi PDA Palm ini memenuhi keinginan saya untuk dapat browsing, chatting dan yang terutama mengakses e-mail dimana saja, tentu dengan menggunakan ponsel Ericsson R520m sebagai modem GPRS-nya.
Alasan kedua, cardle PDA Casio tersebut pernah terendam air semalaman sehingga konektornya sedikit berkarat dan ini menyebabkan saya sedikit kesulitan saat melakukan sinkronisasi, terkadang nyambung terkadang tidak, seringnya sih tidak, tergantung posisi konektor COM serial yang memang harus sedikit digoyang-goyang saat dipasang.
Sambil mengulang kenangan manis bersama PDA lama saya, saya coba utak-atik cradle yang rusak tadi, saya coba masukkan beberapa artikel eBook kedalamnya, namun karena cradle-nya sudah mengalami kerusakan pada tingkat stadium 3 jadi saya menyerah untuk terus menggunakan cradle tersebut. Solusinya, saya pinjam cradle PDA teman saya yang juga memiliki PDA Casio yang sama denga saya. Akhirnya saya bisa menambahkan eBook dan aplikasi baru kedalam PDA lama saya, iseng-iseng saya coba orak-atik dan memasang kembali cradle lama saya, ternyata sekarang cradle lama jadi bisa dipakai lagi.
Sementara orang lain menggunakan produk konvergensi seperti PDA Phone atau Smartphone, saya malah sibuk dengan dua buah PDA dan dua buah ponsel dalam tas saya, saya jadi teringat kolom Weekly Review di Detik.com yang ditulis oleh Pak. Donny BU dengan judul Sekte TI dan Kaum Gaptek. Terus terang saya kesindir banget tuh sama tulisan tersebut, top... salut dah sama Pak Donny, ternyata bukan cuma saya yang jadi korban teknologi :)).
Sejak saya mengganti PDA Casio Pocket Viewer dengan Palm beberapa bulan lalu, PDA Casio saya hampir tidak saya sentuh, malahan PDA tersebut sudah pindah ke beberapa tangan karena saya meminjamkanya ke teman-teman yang membutuhkan kalkulatornya untuk ujian statistik dan akuntansi di kampus.
Setelah PDA Casio tersebut kembali ketangan saya, iseng-iseng saya buka lagi eBook dalam PDA Casio Pocket Viewer saya, tanpa sengaja saya menemukan artikel eBook yang belum sempat saya baca yang berjudul Windows vs Linux yang saya ambil dari situs www.michaelhorowitz.com, di dalamnya membahas kelebihan, kekurangan dan perbandingan antara Windows dan Linux, pada artikel tersebut saya juga menemukan beberapa nama distro Linux yang belum saya coba serta beberapa situs referensi tentang Linux dan artikel-artikel linux lain, salah satu distro Linux yang menarik perhatian saya yakni distro Lindows yang kini berganti nama menjadi Linspire.
Saya langsung browsing situs-situs referensi yang ada di artikel tersebut dan tertarik juga untuk menggunakan Linspire yang memang memiliki tampilan yang manis, karena terpikat oleh kecantikannya, saat itu juga saya langsung membeli Linspire LiveCD di GudangLinux.net.
Kembali lagi ke soal PDA Casio saya, ada alasan mengapa akhir-akhir ini saya jarang menyentuhnya, padahal sejak saya membeli PDA tersebut saya hampir tidak pernah lepas darinya, jangankan dipinjamkan ke teman dalam waktu lama, di tinggalkan di rumah saja tidak pernah. Alasan pertama adalah karena saya memang sudah memiliki PDA Palm, walaupun masih tergolong Palm lama, tapi PDA Palm ini memenuhi keinginan saya untuk dapat browsing, chatting dan yang terutama mengakses e-mail dimana saja, tentu dengan menggunakan ponsel Ericsson R520m sebagai modem GPRS-nya.
Alasan kedua, cardle PDA Casio tersebut pernah terendam air semalaman sehingga konektornya sedikit berkarat dan ini menyebabkan saya sedikit kesulitan saat melakukan sinkronisasi, terkadang nyambung terkadang tidak, seringnya sih tidak, tergantung posisi konektor COM serial yang memang harus sedikit digoyang-goyang saat dipasang.
Sambil mengulang kenangan manis bersama PDA lama saya, saya coba utak-atik cradle yang rusak tadi, saya coba masukkan beberapa artikel eBook kedalamnya, namun karena cradle-nya sudah mengalami kerusakan pada tingkat stadium 3 jadi saya menyerah untuk terus menggunakan cradle tersebut. Solusinya, saya pinjam cradle PDA teman saya yang juga memiliki PDA Casio yang sama denga saya. Akhirnya saya bisa menambahkan eBook dan aplikasi baru kedalam PDA lama saya, iseng-iseng saya coba orak-atik dan memasang kembali cradle lama saya, ternyata sekarang cradle lama jadi bisa dipakai lagi.
Sementara orang lain menggunakan produk konvergensi seperti PDA Phone atau Smartphone, saya malah sibuk dengan dua buah PDA dan dua buah ponsel dalam tas saya, saya jadi teringat kolom Weekly Review di Detik.com yang ditulis oleh Pak. Donny BU dengan judul Sekte TI dan Kaum Gaptek. Terus terang saya kesindir banget tuh sama tulisan tersebut, top... salut dah sama Pak Donny, ternyata bukan cuma saya yang jadi korban teknologi :)).
Monday, August 01, 2005
Perubahan Logo Palm
Pada tanggal 24 Mei Perusahaan Palm Inc., sebagai produsen perangkat ganggam yang berdomisili di Sunnyvale, California, AS. mengumumkan perubahan logo yang selama ini dipakainya, sebelumnya perusahaan ini memang sudah beberapa kali merubah logo sejak perusahaan ini berdiri pada tahun 1996 dibawah kepemimpinan Jeff Hawkins. Bukan saja logonya yang dirubah namun symbol ticker di Nasdaq yang sebelumnya PLMO (PalmOne) dirubah menjadi PALM.
Logo Palm yang kini berubah menjadi lingkaran dengan bagian dalamnya berwarna oranye bertuliskan Palm menegaskan bahwa kini Palm memiliki visi bahwa di masa datang penggunaan perangkat genggam pribadi akan semakin meningkat dan inilah yang disebut dengan era "mobile computing", dimana proses komputasi tidak hanya melulu dilakukan didalam kantor dengan menggunakan perangkat komputer yang 'bulky' namun dengan sebuah perangkat genggam yang berukuran tidak lebih besar dari ukuran telapak tangan orang dewasa kita bisa mengerjakan pekerjaan kantor, mengakses internet maupun menjalankan aplikasi hiburan dimana saja.
Rencananya Palm juga akan mengeluarkan produk baru yang lebih powerful, baik dari sisi perangkat maupun aplikasinya, kita tunggu saja...[]
Logo Palm yang kini berubah menjadi lingkaran dengan bagian dalamnya berwarna oranye bertuliskan Palm menegaskan bahwa kini Palm memiliki visi bahwa di masa datang penggunaan perangkat genggam pribadi akan semakin meningkat dan inilah yang disebut dengan era "mobile computing", dimana proses komputasi tidak hanya melulu dilakukan didalam kantor dengan menggunakan perangkat komputer yang 'bulky' namun dengan sebuah perangkat genggam yang berukuran tidak lebih besar dari ukuran telapak tangan orang dewasa kita bisa mengerjakan pekerjaan kantor, mengakses internet maupun menjalankan aplikasi hiburan dimana saja.
Rencananya Palm juga akan mengeluarkan produk baru yang lebih powerful, baik dari sisi perangkat maupun aplikasinya, kita tunggu saja...[]
Monday, May 30, 2005
Sisi Gelap Perangkat Portabel Berkapasitas Besar
Sebuah produk teknologi terkadang bagaikan dua sisi mata pisau yang berbeda, jika pisau tersebut digunakan oleh seorang koki masak maka akan menghasilkan makanan yang enak namun akan lain ceritanya jika pisau tersebut dipegang oleh seorang pembunuh.
Kemunculan teknologi portabel dengan kemampuan penyimpanan data berkapasitas besar tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka penikmat multimedia, seperti produk Apple iPOD yang memiliki daya simpan sebesar 20GB - 40 GB, atau produk Portable Media Center yang memang dilahirkan untuk menghibur sehingga produk-produk tersebut telah dijejali dengan media penyimpanan berkapasitas besar untuk menyimpan ribuan file musik, film dan foto didalamnya.
Tidak ketinggalan juga Ponsel dan SmartPhone yang telah melengkapi dirinya dengan slot Multi Media Card, Secure Digital atau Memory Stick yang juga dapat menyimpan ratusan megabyte data. Apalagi PDA dan PocketPC, bahkan Palm --sebagai salahsatu produsen PDA dari Amerika-- baru-baru ini meluncurkan sebuah PDA terbarunya yang diberinama Pa1mOne LifeDrive yang didalamnya mengusung harddisk berukuran mini namun memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup besar, sebesar 4GB, sebuah perubahan yang eksponensial bagi Palm.
Pernahkan kita membayangkan jika semua produk tersebut di atas dapat saja digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data perusahaan?, atau menyebarkan virus ke server perusahaan atau ke komputer lain?.
Semua peralatan tersebut biasanya dilengkapi juga dengan kabel data USB sebagai penghubung ke komputer karena USB memiliki transfer data yang lebih cepat dibanding proses burning kedalam CD/DVD writer, sehingga mungkin saja bagi seorang cracker ataupun penyebar virus dapat melakukan aktifitasnya hanya dengan menggunakan sebuah perangkat portabel seperti Apple iPOD misalnya.[Q]
Kemunculan teknologi portabel dengan kemampuan penyimpanan data berkapasitas besar tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka penikmat multimedia, seperti produk Apple iPOD yang memiliki daya simpan sebesar 20GB - 40 GB, atau produk Portable Media Center yang memang dilahirkan untuk menghibur sehingga produk-produk tersebut telah dijejali dengan media penyimpanan berkapasitas besar untuk menyimpan ribuan file musik, film dan foto didalamnya.
Tidak ketinggalan juga Ponsel dan SmartPhone yang telah melengkapi dirinya dengan slot Multi Media Card, Secure Digital atau Memory Stick yang juga dapat menyimpan ratusan megabyte data. Apalagi PDA dan PocketPC, bahkan Palm --sebagai salahsatu produsen PDA dari Amerika-- baru-baru ini meluncurkan sebuah PDA terbarunya yang diberinama Pa1mOne LifeDrive yang didalamnya mengusung harddisk berukuran mini namun memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup besar, sebesar 4GB, sebuah perubahan yang eksponensial bagi Palm.
Pernahkan kita membayangkan jika semua produk tersebut di atas dapat saja digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data perusahaan?, atau menyebarkan virus ke server perusahaan atau ke komputer lain?.
Semua peralatan tersebut biasanya dilengkapi juga dengan kabel data USB sebagai penghubung ke komputer karena USB memiliki transfer data yang lebih cepat dibanding proses burning kedalam CD/DVD writer, sehingga mungkin saja bagi seorang cracker ataupun penyebar virus dapat melakukan aktifitasnya hanya dengan menggunakan sebuah perangkat portabel seperti Apple iPOD misalnya.[Q]
Tuesday, May 24, 2005
PDA dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah
Sudah lama saya me-mimpi-kan adanya penggunaan PDA dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, sehingga semua siswa dan pengajar menggunakan PDA sebagai alat bantu dalam proses KBM mereka. Proyek ini sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh divisi PalmOne Education dan K12 Handhelds yang memang berkonsentrasi pada masalah tersebut namun saya belum menemukan metode semacam ini diterapkan pada sekolah-sekolah di Indonesia.
Jika beberapa tahun lalu sekolah memberikan materi komputer sebagai bagian dari ekstrakurikuler untuk para muridnya, maka saat ini pelajaran komputer menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada di setiap sekolah, dan siapa tahu beberapa tahun mendatang atau dalam waktu yang tidak lama lagi akan muncul juga materi penggunaan PDA dan untuk selanjutnya menjadikan PDA sebagai perangkat wajib yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Semoga saja demikian.
Situs-situs terkait :
Artikel terkait:
Jika beberapa tahun lalu sekolah memberikan materi komputer sebagai bagian dari ekstrakurikuler untuk para muridnya, maka saat ini pelajaran komputer menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada di setiap sekolah, dan siapa tahu beberapa tahun mendatang atau dalam waktu yang tidak lama lagi akan muncul juga materi penggunaan PDA dan untuk selanjutnya menjadikan PDA sebagai perangkat wajib yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Semoga saja demikian.
Situs-situs terkait :
- K12 Handhelds
- Learning in Hand (Tony Vincent)
- Hilton High School (Jason Cring)
- Studio 5 - A Handheld Classroom in Action
- University of Michigan, Highly Interactive Computing in Education group
- Intel “Learning With Handhelds”
Artikel terkait:
- Reading from a Palm Pilot Using RSVP
(Software Usability Research Laboratory) - A Valuable Technology Tool for Student Teachers
(dari George Lucas Educational Foundation) - School board weighs ban on student laptops, PDAs
(dari eSchoolNews) - Palm Handhelds as Educational Power Tools
(dari Palm TipSheet) - Debating Merits of Palms in Class
(dari VisorVillage) - Getting a Handle on Handhelds
(dari Electronic School) - Wireless communications systems
(dari eSchoolNews) - Best practices technology: Maryland students use PDAs
(dari eSchoolNews) - Education in Hand
(dari District Administrator)
Thursday, May 19, 2005
JPilot, KPilot, Kandy, KPalmDoc dan Pilot (GNOME)
Saat saya buka-buka file RPM yang ada di Linux Mandrake 10, tanpa sengaja saya menemukan lima buah aplikasi yang cukup berguna bagi saya sebagai pengguna PDA Palm dan Ponsel Ericsson R520m. Aplikasi tersebut adalah :
* J-Pilot : Sebuah aplikasi mirip dengan Palm Desktop untuk membackup, Sync ataupun mengintal aplikasi pada perangkat Palm.
* KPilot : Memiliki fungsi yang hampir sama dengan J-Pilot namun aplikasi ini terintegarsi dengan aplikasi PIM (Personal Information Manager) Linux seperti Kmail, Knotes dan lain-lain.
* Kandy : Adalah sebuah aplikasi conduit untuk mengawinkan ponsel kita dengan PC, aplikasi ini selain bisa mengkases AddressBook yang ada diponsel juga dapat memeriksa kekuatan sinyal ponsel dan kapasitas baterai yang ada pada ponsel kita.
* KPalmDoc : adalah aplikasi konverter yang dapat merubah file .TXT kedalam format .PDB untuk dibaca dengan aplikasi Palm eBook Reader di PDA Palm.
* Pilot : Aplikasi ini tidak akan muncul jika kita menggunakan tampilan KDE, namun akan terlihat ketika kita memakai tampilan GNOME, fungsi dari aplikasi ini kurang lebih sama seperti J-Pilot dan KPilot.
Saat tulisan ini dibuat saya belum mencoba mengoptimalkan semua aplikasi tersebut, kecuali J-Pilot, Kandy dan KPalmDoc. Pasalnya ketiga aplikasi ini cukup berguna dan lebih user friendly bagi saya, terutama aplikasi KPalmDoc yang memang selalu saya gunakan untuk merubah beberapa file .HTML untuk selanjutnya saya baca secara offline di Palm saya.
* J-Pilot : Sebuah aplikasi mirip dengan Palm Desktop untuk membackup, Sync ataupun mengintal aplikasi pada perangkat Palm.
* KPilot : Memiliki fungsi yang hampir sama dengan J-Pilot namun aplikasi ini terintegarsi dengan aplikasi PIM (Personal Information Manager) Linux seperti Kmail, Knotes dan lain-lain.
* Kandy : Adalah sebuah aplikasi conduit untuk mengawinkan ponsel kita dengan PC, aplikasi ini selain bisa mengkases AddressBook yang ada diponsel juga dapat memeriksa kekuatan sinyal ponsel dan kapasitas baterai yang ada pada ponsel kita.
* KPalmDoc : adalah aplikasi konverter yang dapat merubah file .TXT kedalam format .PDB untuk dibaca dengan aplikasi Palm eBook Reader di PDA Palm.
* Pilot : Aplikasi ini tidak akan muncul jika kita menggunakan tampilan KDE, namun akan terlihat ketika kita memakai tampilan GNOME, fungsi dari aplikasi ini kurang lebih sama seperti J-Pilot dan KPilot.
Saat tulisan ini dibuat saya belum mencoba mengoptimalkan semua aplikasi tersebut, kecuali J-Pilot, Kandy dan KPalmDoc. Pasalnya ketiga aplikasi ini cukup berguna dan lebih user friendly bagi saya, terutama aplikasi KPalmDoc yang memang selalu saya gunakan untuk merubah beberapa file .HTML untuk selanjutnya saya baca secara offline di Palm saya.
Saturday, May 14, 2005
Personal Multimedia Player
Beruntunglah Anda jika telah memiliki perangkat genggam canggih seperti PDA Palm dengan OS 5.0 keatas, PocketPC dengan Windows PPC2002 keatas, atau SmartPhone dengan OS Symbian atau Windows Mobile 2002 keatas, karena semua perangkat itu bisa digunakan sebagai Personal Multimedia Player.
Ya, kita semua tahu bahwa semua perangkat genggam saat ini, selain sebagai alat pendukung produktifitas di kantor, di sekolah atau hal-hal serius lainnya, bisa juga digunakan untuk mengisi waktu luang sebagai alat penghibur untuk mendengarkan musik, bermain game atau menonton film. Jadi perangkat ini benar-benar lengkap dibanding perangkat PMC (Personal Multimedia Center) yang hanya dapat memainkan musik, film atau menampilkan foto digital saja.
PMC memang dibuat untuk memanjakan kita dengan fasilitas multimedia yang dimilikinya namun tidak untuk mengakses Internet, mengatur jadwal kegiatan atau mengirim SMS atau menelepon, begitu juga dengan beberapa game console yang dirilis akhir-akhir ini semua dilengkapi dengan fungsi PIM (Personal Information Manager) atau Multimedia Player dan konektifitas tanpa kabel, namun dalam hal metode input data tetap saja masih belum menandingi PDA atau PocketPC yang jauh lebih nyaman.
Lihat saja Sony PlayStation Portable (PSP), game console yang nyaris sempurna dengan kelengkapan koneksi wireless, multimedia dan layar yang jernih, namun siapa yang suka dengan proses inputnya melalui tombol joystick?, Atau Nintendo Dual Screen (NintendoDS) yang mencangkokan layar sentuh serta fasilitas chat pada perangkatnya, namun tetap masih belum dapat menyaingi PDA, PPC atau SmartPhone dalam hal konektifitas dan penanganan aplikasi.
Memang, sungguh tidak relevan jika kita membandingkan game console dengan perangkat genggam seperti PDA, PocketPC atau SmartPhone karena tujuan pembuatan game console dan PDA memang Jauh berbeda, so.. sekali lagi saya hanya mau bilang bahwa Beruntunglah mereka yang sudah memiliki PDA atau PPC yang canggih" ya itu tadi, selain dapat digunakan sebagai mesin komputasi, komunikasi juga bisa digunakan sebagai perangkat multimedia dan game console sekaligus, manjakanlah dirimu selagi bisa...!!! [Q]
Ya, kita semua tahu bahwa semua perangkat genggam saat ini, selain sebagai alat pendukung produktifitas di kantor, di sekolah atau hal-hal serius lainnya, bisa juga digunakan untuk mengisi waktu luang sebagai alat penghibur untuk mendengarkan musik, bermain game atau menonton film. Jadi perangkat ini benar-benar lengkap dibanding perangkat PMC (Personal Multimedia Center) yang hanya dapat memainkan musik, film atau menampilkan foto digital saja.
PMC memang dibuat untuk memanjakan kita dengan fasilitas multimedia yang dimilikinya namun tidak untuk mengakses Internet, mengatur jadwal kegiatan atau mengirim SMS atau menelepon, begitu juga dengan beberapa game console yang dirilis akhir-akhir ini semua dilengkapi dengan fungsi PIM (Personal Information Manager) atau Multimedia Player dan konektifitas tanpa kabel, namun dalam hal metode input data tetap saja masih belum menandingi PDA atau PocketPC yang jauh lebih nyaman.
Lihat saja Sony PlayStation Portable (PSP), game console yang nyaris sempurna dengan kelengkapan koneksi wireless, multimedia dan layar yang jernih, namun siapa yang suka dengan proses inputnya melalui tombol joystick?, Atau Nintendo Dual Screen (NintendoDS) yang mencangkokan layar sentuh serta fasilitas chat pada perangkatnya, namun tetap masih belum dapat menyaingi PDA, PPC atau SmartPhone dalam hal konektifitas dan penanganan aplikasi.
Memang, sungguh tidak relevan jika kita membandingkan game console dengan perangkat genggam seperti PDA, PocketPC atau SmartPhone karena tujuan pembuatan game console dan PDA memang Jauh berbeda, so.. sekali lagi saya hanya mau bilang bahwa Beruntunglah mereka yang sudah memiliki PDA atau PPC yang canggih" ya itu tadi, selain dapat digunakan sebagai mesin komputasi, komunikasi juga bisa digunakan sebagai perangkat multimedia dan game console sekaligus, manjakanlah dirimu selagi bisa...!!! [Q]
Sunday, May 01, 2005
R520m-ku ngadat lagi
Saya sempet kaget saat penyakit R520m saya kambuh lagi, ponsel tersebut menunjukkan gejala batre boros sehingga tidak sampai satu hari saya harus mengisi ulang batrenya. Sebelumnya (kira-kira 4 bulan lalu) R520m saya pernah mengalami hal ini karena penyebab yang tidak jelas dan saat itu masalah tersebut beres dengan sendirinya padahal saya belum sempat membawanya ke teknisi atau repair shop.
Kemarin masalah tersebut muncul lagi, batre saya langsung menurun sesaat setelah saya mengisi ulang batre-nya, belum sampe satu hari batrenya minta diisi ulang, saya yakin hal ini bukan dikarenakan batrenya yang sudah drop tapi karena sesuatu yang saya juga tidak tahu. Saya mengingat-ingat penyebab munculnya masalah terakhir ini, mungkin karena kemarin siang saya sempat menunjukkan pada temen saya bagaimana cara mencopot antena-nya dan sore harinya batre ponsel saya langsung drop. Diikuti dengan panasnya bagian belakang body ponsel tersebut.
Dengan cara yang tidak "manusiawi", saya coba memperbaiki ponsel saya, ya saya sebut cara yang tidak manusiawi karena saya sama sekali tidak membongkar ponsel tersebut tapi dengan menepuk-nepuk bagian belakang body-nya serta membalikan posisi ponsel sehingga bagian antenanya berada dibawah, lalu antenanya saya bentur-benturkan ke meja, dengan 50% perasaan ragu dan 50% perasaan yakin, saya mengulangi beberapa benturan kemeja dan saya coba menyalakan ponsel tersebut, setelah beberapa jam saya cek batre-nya, waktu standby time menunjukkan peningkatan, dari asalnya 255h (sebelum diperbaiki) kini menjadi 291h bahlan malam harinyanya waktu standby meningkat sampai 304h, dan ini berarti saya berhasil memperbaiki ponsel R520m saya dengan cara yang tidak 'manusiawi' tadi.
Ponsel tua mungkin harus diperbaiki dengan cara 'kuno' juga. But...boys and girls, don't try this at home... use your own risk :))
Kemarin masalah tersebut muncul lagi, batre saya langsung menurun sesaat setelah saya mengisi ulang batre-nya, belum sampe satu hari batrenya minta diisi ulang, saya yakin hal ini bukan dikarenakan batrenya yang sudah drop tapi karena sesuatu yang saya juga tidak tahu. Saya mengingat-ingat penyebab munculnya masalah terakhir ini, mungkin karena kemarin siang saya sempat menunjukkan pada temen saya bagaimana cara mencopot antena-nya dan sore harinya batre ponsel saya langsung drop. Diikuti dengan panasnya bagian belakang body ponsel tersebut.
Dengan cara yang tidak "manusiawi", saya coba memperbaiki ponsel saya, ya saya sebut cara yang tidak manusiawi karena saya sama sekali tidak membongkar ponsel tersebut tapi dengan menepuk-nepuk bagian belakang body-nya serta membalikan posisi ponsel sehingga bagian antenanya berada dibawah, lalu antenanya saya bentur-benturkan ke meja, dengan 50% perasaan ragu dan 50% perasaan yakin, saya mengulangi beberapa benturan kemeja dan saya coba menyalakan ponsel tersebut, setelah beberapa jam saya cek batre-nya, waktu standby time menunjukkan peningkatan, dari asalnya 255h (sebelum diperbaiki) kini menjadi 291h bahlan malam harinyanya waktu standby meningkat sampai 304h, dan ini berarti saya berhasil memperbaiki ponsel R520m saya dengan cara yang tidak 'manusiawi' tadi.
Ponsel tua mungkin harus diperbaiki dengan cara 'kuno' juga. But...boys and girls, don't try this at home... use your own risk :))
Saturday, April 30, 2005
UltraDisc VCD Rental = Spammer Lokal??
Beberapa waktu lalu, di kota tempat saya tinggal telah hadir UltraDisk VCD rental, salah satu jasa rental VCD dan DVD original yang tersebar di hampir seluruh kota di Jawa Barat. Saya bersama Istri dan anak saya langsung berkunjung dan memilih beberapa film yang akan kami sewa.
Saat itu kami meminjam dua buah VCD, Shark Tale film animasi untuk anak saya dan The Cellular untuk saya dan istri, karena saya pelanggan baru, saya disodori form pendaftaran anggota dan diharuskan membayar uang pendaftaran anggota reguler sebesar Rp. 5,000 rupiah ditambah biaya sewa dua buah VCD original yang harganya jauh dari harga sewa VCD bajakan yang sudah tersebar di pelosok gang.
Dalam form pendaftaran tersebut ada kolom untuk mengisi alamat e-mail dan tanpa berpikir panjang saya langsung memasukkan alamat e-mail utama saya, saat itu tidak terpikir oleh saya bahwa pihak UltraDisk(UD) akan memberikan informasi Film terbaru melalui e-mail, saya kira e-mail tersebut sama halnya dengan nomor telepon agar disuatu saat mereka bisa menghubungi saya lewat e-mail.
Dua hari setelah itu, seperti biasa, sebelum saya pergi kerja saya selalu memeriksa e-mail melalui PDA Palm saya dengan koneksi GPRS-nya ponsel kesayangan Ericsson R520m, dan saya cukup kaget karena tiba-tiba muncul dua buah e-mail dari pihak UltraDisk dengan alamat infofilm@ultradisc.co.id, yang berisi info film terbaru plus beberapa attachment yang membuat pulsa GPRS saya terkuras, saya langsung memutuskan koneksi internet dan melihat isi e-mail tersebut, wah saya nggak perlu informasi seperti ini, selanjutnya secara baik-baik saya balas email tersebut dan meminta pihak UltraDisk untuk berhenti mengirimi saya e-mail, namun mungkin karena e-mail tersebut dikirim secara otomatis oleh system sehingga balasan saya tidak mendapat respon dari customer service secara real time.
Keesokan harinya saya masih mendapat e-mail berupa filem terbaru yang sudah mereka miliki. Sepulang kerja saya langsung menghubungi pihak UltraDisk di kota saya dan saya menjelaskan keinginan saya agar pihak UD tidak terus mengirimkan e-mail seperti itu. Namun karena e-mail tersebut dikirim oleh UltraDisk pusat, sehingga pihak UltraDisk di kota saya tidak dapat melakukan peghapusan email secara langsung namun harus menghubungi dulu pihak UD pusat di Jakarta. Untuk kedua kalinya saya datang lagi ke UD di kota saya dan mereka masih menunggu konfirmasi dari pusat, walah....
Sialnya, sampai tulisan ini saya upload, saya masih saja menerima e-mail yang berisi informasi filem terbaru plus attachment gambar yang bikin pulsa GPRS saya jebol (maklumlah saya bukan orang yang tajir dengan pulsa), dan yang bikin saya kesal, semua informasi film yang dikirimkan sudah saya tonton semua filmnya, sh!t, the sound like a spammer... yes local spammer...
Saat itu kami meminjam dua buah VCD, Shark Tale film animasi untuk anak saya dan The Cellular untuk saya dan istri, karena saya pelanggan baru, saya disodori form pendaftaran anggota dan diharuskan membayar uang pendaftaran anggota reguler sebesar Rp. 5,000 rupiah ditambah biaya sewa dua buah VCD original yang harganya jauh dari harga sewa VCD bajakan yang sudah tersebar di pelosok gang.
Dalam form pendaftaran tersebut ada kolom untuk mengisi alamat e-mail dan tanpa berpikir panjang saya langsung memasukkan alamat e-mail utama saya, saat itu tidak terpikir oleh saya bahwa pihak UltraDisk(UD) akan memberikan informasi Film terbaru melalui e-mail, saya kira e-mail tersebut sama halnya dengan nomor telepon agar disuatu saat mereka bisa menghubungi saya lewat e-mail.
Dua hari setelah itu, seperti biasa, sebelum saya pergi kerja saya selalu memeriksa e-mail melalui PDA Palm saya dengan koneksi GPRS-nya ponsel kesayangan Ericsson R520m, dan saya cukup kaget karena tiba-tiba muncul dua buah e-mail dari pihak UltraDisk dengan alamat infofilm@ultradisc.co.id, yang berisi info film terbaru plus beberapa attachment yang membuat pulsa GPRS saya terkuras, saya langsung memutuskan koneksi internet dan melihat isi e-mail tersebut, wah saya nggak perlu informasi seperti ini, selanjutnya secara baik-baik saya balas email tersebut dan meminta pihak UltraDisk untuk berhenti mengirimi saya e-mail, namun mungkin karena e-mail tersebut dikirim secara otomatis oleh system sehingga balasan saya tidak mendapat respon dari customer service secara real time.
Keesokan harinya saya masih mendapat e-mail berupa filem terbaru yang sudah mereka miliki. Sepulang kerja saya langsung menghubungi pihak UltraDisk di kota saya dan saya menjelaskan keinginan saya agar pihak UD tidak terus mengirimkan e-mail seperti itu. Namun karena e-mail tersebut dikirim oleh UltraDisk pusat, sehingga pihak UltraDisk di kota saya tidak dapat melakukan peghapusan email secara langsung namun harus menghubungi dulu pihak UD pusat di Jakarta. Untuk kedua kalinya saya datang lagi ke UD di kota saya dan mereka masih menunggu konfirmasi dari pusat, walah....
Sialnya, sampai tulisan ini saya upload, saya masih saja menerima e-mail yang berisi informasi filem terbaru plus attachment gambar yang bikin pulsa GPRS saya jebol (maklumlah saya bukan orang yang tajir dengan pulsa), dan yang bikin saya kesal, semua informasi film yang dikirimkan sudah saya tonton semua filmnya, sh!t, the sound like a spammer... yes local spammer...
Wednesday, April 20, 2005
EBook di Perangkat Genggam
Beberapa minggu setelah saya membuat artikel yang berjudul "The Man With Library in His Pocket" yang menceritakan bahwa kita sebenarnya dapat menjadikan perangkat genggam yang kita miliki, seperti halnya Ponsel, PDA, dan SmartPhone, dapat dijadikan perangkat untuk membaca eBook atau eBook Reader. Tabloid PULSA sebagai tabloid yang membahas perkembangan teknologi seluler di Indonesia memuat artikel sejenis dengan yang saya buat.
Tabloid tersebut menjadikan pembahasan eBook pada ponsel ini sebagai topik utama bulan ini. Saya sama sekali tidak menuduh atau berfikir kalau tabloid tersebut mengikuti saya, karena memang isi dan pembahasan di tabloid tersebut lebih kompleks dan lebih jelas, sementara pada situs saya dan blog saya ini saya hanya menullis testimonial sekilas saja.
Okey, all... Happy reading!
Sent with SnapperMail + R520m + Palm Ultra Thin Keyboard
Tabloid tersebut menjadikan pembahasan eBook pada ponsel ini sebagai topik utama bulan ini. Saya sama sekali tidak menuduh atau berfikir kalau tabloid tersebut mengikuti saya, karena memang isi dan pembahasan di tabloid tersebut lebih kompleks dan lebih jelas, sementara pada situs saya dan blog saya ini saya hanya menullis testimonial sekilas saja.
Okey, all... Happy reading!
Sent with SnapperMail + R520m + Palm Ultra Thin Keyboard
Wednesday, April 13, 2005
Holiday Inn, 11 April 2005
Pada tanggal 11 April 2005 lalu saya diberi kesempatan untuk mengikuti acara Workshop TI yang diadakan oleh HP Indonesia, bertajuk Digital Life, yang rencananya akan diselenggarakan di 9 Kota besar di Indonesia, Bandung adalah kota pertama dalam acara roadshow tersebut.
Bertempat di Ballroom Hotel Holiday Inn Bandung, acara dimulai pukul 9.30, dibuka oleh Opa Michael Sunggiardi, yang sekaligus menjadi MC pada acara tersebut.
Sesi pertama dibawakan oleh Frans Thamura Tbk. ya begitulah beliau dipanggil oleh Opa Michael S. Sunggiardi, Tbk. (terbuka) bukanlah salah satu gelar hal ini dimaksudkan karena Frans memang orang yang selalu berkecimpung di dunia Open Source bidang Java programming, beliau adalah salah satu pembicara termuda dan hal ini sempat dijadikan kuis oleh Panitia dengan pertanyaan "Urutkan 3 Pembicara berdasarkan usia yang termuda". Pada kesempatan itu Frans Thamura membahas penggunaan aplikasi Java untuk pembuatan Messenger Server setara Yahoo Messenger yang juga dapat diakses dengan menggunakan perangkat HP iPAQ PocketPC. Pada sesi ini para pengunjung diberi kesempatan untuk mencoba mengakses aplikasi messenger tersebut dengan menggunakan perangkat PocketPC, namun dari 15 orang peserta (termasuk saya) yang mencoba aplikasi tersebut hanya beberapa saja yang berhasil terhubung dengan server Messengernya. Hal ini terjadi karena dari beberapa pengguna pada saat itu ada yang menggunakan ID yang sama.
Pada sesi berikutnya yakni pembahasan mengenai pemasangan LTSP (Linux Terminal Server Protocol), yang dibawakan oleh Wak Haji Onno W. Purbo, demikian Opa Michael menyebutnya. Serta bagaimana melakukan remote terhadap jaringan dengan menggunakan Linux, seperti biasanya Pak Onno yang kini menyandang predikat Haji selalu kocak dalam membawakan presentasinya, terlebih ketika beliau menceritakan sulitnya memasang Linux Mandrake yang biasa beliau pakai pada mesin Proliant milik HP, yang membuatnya stress selama dua minggu.
Sesi terakhir membahas penggunaan produk HP dalam kehidupan kita sehari-hari mulai dari penggunaan kamera digital dan mencetaknya kedalam Printer HP PhotoSmart milik HP melalui gelombang bluetooth, sesi ini dibawakan oleh Opa Michael Sunggiardi. Pada sesi ini juga peserta diberi kesempatan untuk mencoba dan mempraktekan cara mencetak photo yang sebelumnya memang sudah diambil sebelum acara workshop dimulai, dan mengambilnya dari PC terminal dengan perangkat PocketPC atau lebih tepat disebut PDA Phone iPAQ H6365 untuk selanjutnya di transfer melalui Bluetooth ke printer HP photoSmart yang bentuk dan ukurannya mirip seperti pemanggang roti.
Pada setiap sesi diselingi dengan perkenalan produk HP mulai dari perangkat bisnis kecil dan menengah seperti PDA, Laptop dan Printer sampai dengan perangkat enterprise, seperti server HP Proliant. Para peserta juga mendapat dua kali coffe break dan satu kali makan dengan menu yang cukup istimewa.
Acara yang dimulai dari pukul 09.30 sampai 17.00 ini terasa begitu singkat dengan adanya selingan kuis melalui SMS dan pembagian hadiah dari pihak HP sebagai penyelenggara, peserta yang telah berhasil menjawab pertanyaan dengan benar melalui SMS, masing-masing mendapatkan hadiah berupa Jaket, Majalah CHIP dan juga Tas dari HP.
Setelah acara ini selesai, saya sibuk mengambil foto dan mejeng bareng para pakar IT Indonesia namun sayangnya ponsel kamera P800 Kang Wawan--rekan saya dari Subang--saat itu kehabisan baterainya, tapi untungnya saya mendapat kenalan baru Pak H. Simandjuntak yang berbaik hati untuk mengambil foto-foto di bawah ini menggunakan O2 XDA II-nya dan men-transfernya kedalam Palm saya. Pak Simandjuntak ini juga salah satu pemenang kuis SMS yang mendapatkan hadiah jaket dari HP. [Q]
Bertempat di Ballroom Hotel Holiday Inn Bandung, acara dimulai pukul 9.30, dibuka oleh Opa Michael Sunggiardi, yang sekaligus menjadi MC pada acara tersebut.
Sesi pertama dibawakan oleh Frans Thamura Tbk. ya begitulah beliau dipanggil oleh Opa Michael S. Sunggiardi, Tbk. (terbuka) bukanlah salah satu gelar hal ini dimaksudkan karena Frans memang orang yang selalu berkecimpung di dunia Open Source bidang Java programming, beliau adalah salah satu pembicara termuda dan hal ini sempat dijadikan kuis oleh Panitia dengan pertanyaan "Urutkan 3 Pembicara berdasarkan usia yang termuda". Pada kesempatan itu Frans Thamura membahas penggunaan aplikasi Java untuk pembuatan Messenger Server setara Yahoo Messenger yang juga dapat diakses dengan menggunakan perangkat HP iPAQ PocketPC. Pada sesi ini para pengunjung diberi kesempatan untuk mencoba mengakses aplikasi messenger tersebut dengan menggunakan perangkat PocketPC, namun dari 15 orang peserta (termasuk saya) yang mencoba aplikasi tersebut hanya beberapa saja yang berhasil terhubung dengan server Messengernya. Hal ini terjadi karena dari beberapa pengguna pada saat itu ada yang menggunakan ID yang sama.
Pada sesi berikutnya yakni pembahasan mengenai pemasangan LTSP (Linux Terminal Server Protocol), yang dibawakan oleh Wak Haji Onno W. Purbo, demikian Opa Michael menyebutnya. Serta bagaimana melakukan remote terhadap jaringan dengan menggunakan Linux, seperti biasanya Pak Onno yang kini menyandang predikat Haji selalu kocak dalam membawakan presentasinya, terlebih ketika beliau menceritakan sulitnya memasang Linux Mandrake yang biasa beliau pakai pada mesin Proliant milik HP, yang membuatnya stress selama dua minggu.
Sesi terakhir membahas penggunaan produk HP dalam kehidupan kita sehari-hari mulai dari penggunaan kamera digital dan mencetaknya kedalam Printer HP PhotoSmart milik HP melalui gelombang bluetooth, sesi ini dibawakan oleh Opa Michael Sunggiardi. Pada sesi ini juga peserta diberi kesempatan untuk mencoba dan mempraktekan cara mencetak photo yang sebelumnya memang sudah diambil sebelum acara workshop dimulai, dan mengambilnya dari PC terminal dengan perangkat PocketPC atau lebih tepat disebut PDA Phone iPAQ H6365 untuk selanjutnya di transfer melalui Bluetooth ke printer HP photoSmart yang bentuk dan ukurannya mirip seperti pemanggang roti.
Pada setiap sesi diselingi dengan perkenalan produk HP mulai dari perangkat bisnis kecil dan menengah seperti PDA, Laptop dan Printer sampai dengan perangkat enterprise, seperti server HP Proliant. Para peserta juga mendapat dua kali coffe break dan satu kali makan dengan menu yang cukup istimewa.
Acara yang dimulai dari pukul 09.30 sampai 17.00 ini terasa begitu singkat dengan adanya selingan kuis melalui SMS dan pembagian hadiah dari pihak HP sebagai penyelenggara, peserta yang telah berhasil menjawab pertanyaan dengan benar melalui SMS, masing-masing mendapatkan hadiah berupa Jaket, Majalah CHIP dan juga Tas dari HP.
Setelah acara ini selesai, saya sibuk mengambil foto dan mejeng bareng para pakar IT Indonesia namun sayangnya ponsel kamera P800 Kang Wawan--rekan saya dari Subang--saat itu kehabisan baterainya, tapi untungnya saya mendapat kenalan baru Pak H. Simandjuntak yang berbaik hati untuk mengambil foto-foto di bawah ini menggunakan O2 XDA II-nya dan men-transfernya kedalam Palm saya. Pak Simandjuntak ini juga salah satu pemenang kuis SMS yang mendapatkan hadiah jaket dari HP. [Q]
Thursday, March 31, 2005
The Man With Library in His Pocket
Pernahkah Anda membayangkan bahwa ponsel atau PDA yang selama ini Anda gunakan sebenarnya bisa berfungsi lebih dari apa yang Anda ketahui saat ini?. Ponsel atau PDA yang selama ini anda gunakan sebagai alat untuk menyimpan catatan, mengatur jadwal kegiatan harian atau mesin pengingat dapat juga digunakan sebagai perpustakaan pribadi Anda.
Disadari atau tidak bahwa kemajuan teknologi perangkat genggam seperti halnya Ponsel atau PDA telah membawa kita pada babak baru dalam memanajemen hampir seluruh tatanan kehidupan kita.
Saat ini sebuah PDA atau ponsel dapat juga digunakan sebagai pembaca file eBook, ya eBook alias electronic book atau buku elektronik, yakni buku atau dokumen teks yang dikemas dalam bentuk digital dan untuk membacanya dibutuhkan aplikasi khusus yang disebut eBook Reader.
Saat ini aplikasi eBook Reader sangat beragam, hal ini dikarenakan tidak adanya standar yang ditetapkan dalam pembuatan eBook, walaupun memang pada kenyataannya kita menemukan beberapa aplikasi eBook yang begitu populer seperti Adobe Reader yang biasa disertakan dalam sebuah CD Game untuk membaca manual book game tersebut yang dikemas dalam bentuk file .PDF, .HTML atau mungkin file .TXT yang selalu disertakan pada beberapa file yang telah kita download dari Internet. Disadari atau tidak bahwa pengguna komputer dan Internet pada umumnya sedikit banyak sering bertemu dengan eBook ini, ya itu tadi buku dalam bentuk elektronik.
Bagi pengguna perangkat genggam seperti PDA atau PocketPC, aplikasi eBook reader ini biasanya sudah disertakan dalam paket CD Aplikasi bawaannya, seperti misalnya PDA Palm dengan Palm reader-nya atau PocketPC dengan Microsoft Readernya. Namun bagi pengguna SmartPhone atau ponsel pintar, aplikasi eBook ini merupakan aplikasi tambahan, yang terkadang harus kita beli atau kita download terlebih dahulu dari Internet.
Bagaimanapun kita mendapatkan aplikasi tersebut dan darimana Anda mendapatkan aplikasi tersebut, saya tidak akan membahasnya disini-tapi itu bukan berarti saya men-sahkan Anda untuk membajak software lho-namun pada intinya, dengan sedikit trik dan usaha kita, sebuah perangkat genggam seperti halnya PDA atau SmartPhone dapat kita jadikan sebagai alat pembaca eBook.
Mengapa sih kita menggunakan eBook?
Sebenarnya ada banyak alasan, mengapa kita menggunakan eBook, namun yang saat ini saya rasakan adalah fleksibilitasnya yang tinggi, sebuah eBook atau mungkin ratusan eBook dapat kita masukan kedalam sebuah perangkat genggam yang kita miliki untuk selanjutnya kita bawa-bawa kemanapun kita pergi, bayangkan jika kita harus membawa buku konvensional yang banyak dan menaruhnya didalam tas kita? sungguh repot dan melelahkan bukan?.
Selain itu pada eBook kita lebih mudah untuk mencari sebuah kata atau kalimat tanpa harus mengingat letak halamannya, berbeda halnya jika kita menggunakan buku konvensional, mencari satu kalimat tertentu dalam sebuah novel Harry Potter-nya JK. Rowling atau novel Insomnia-nya Stephen King bukanlah pekerjaan yang mudah.
Saat ini begitu banyak aplikasi pembaca eBook (eBook Reder) yang beredar dipasaran, mana yang akan kita pilih tergantung dari perangkat apa yang kita gunakan, di jajaran Palm OS kita bisa menemukan aplikasi eBook reader mulai dari yang free alias gratis sampai berbayar, walaupun gratis tapi bukan berarti aplikasi tersebut kacangan lho, sebut saja Palm Reader buatan Peanut Press, aplikasi ini selalu disertakan pada paket pembelian Palm atau bisa juga kita mendownload di situsnya http://www.peanutpress.com, atau www.palmdigitalmedia.com. Sementara pada perangkat yang menggunakan sistem operasi PocketPC kita bisa menemukan Microsoft Pocket Reader, sebuah aplikasi eBook Reader yang khusus membaca file-file eBook dengan type .lit, Microsoft juga membuat aplikasi ini untuk versi PC sehingga kita bisa membuka dokumen .lit di PC berbasis Windows.
Bagi Anda pengguna SmartPhone jangan keburu iri, karena saat ini beberapa produsen perangkat lunak juga membuat versinya untuk SymbianOS, sebut saja MobiPocket Reader, QuickOffice, TomeRaider dan masih banyak lagi.
So... tunggu apalagi?, jika Anda ingin mengisi waktu kosong dengan membaca atau ingin merubah kebiasaan Anda membawa-bawa buku atau referensi dalam tas Anda, mungkin inilah waktunya untuk memasukan semua itu kedalam perangkat genggam Anda, jika Kita mau kita juga bisa menghubungkan perangkat tersebut dengan dunia maya Internet, sehingga mencari referensi bisa dilakukan dimanapun melalui alat mungil ini. Ya semuanya begitu terasa lebih ringan dan mudah, orang lain mungkin tidak akan menyangka bahwa Anda membawa perpustakaan pribadi dalam saku Anda.[Q]
Disadari atau tidak bahwa kemajuan teknologi perangkat genggam seperti halnya Ponsel atau PDA telah membawa kita pada babak baru dalam memanajemen hampir seluruh tatanan kehidupan kita.
Saat ini sebuah PDA atau ponsel dapat juga digunakan sebagai pembaca file eBook, ya eBook alias electronic book atau buku elektronik, yakni buku atau dokumen teks yang dikemas dalam bentuk digital dan untuk membacanya dibutuhkan aplikasi khusus yang disebut eBook Reader.
Saat ini aplikasi eBook Reader sangat beragam, hal ini dikarenakan tidak adanya standar yang ditetapkan dalam pembuatan eBook, walaupun memang pada kenyataannya kita menemukan beberapa aplikasi eBook yang begitu populer seperti Adobe Reader yang biasa disertakan dalam sebuah CD Game untuk membaca manual book game tersebut yang dikemas dalam bentuk file .PDF, .HTML atau mungkin file .TXT yang selalu disertakan pada beberapa file yang telah kita download dari Internet. Disadari atau tidak bahwa pengguna komputer dan Internet pada umumnya sedikit banyak sering bertemu dengan eBook ini, ya itu tadi buku dalam bentuk elektronik.
Bagi pengguna perangkat genggam seperti PDA atau PocketPC, aplikasi eBook reader ini biasanya sudah disertakan dalam paket CD Aplikasi bawaannya, seperti misalnya PDA Palm dengan Palm reader-nya atau PocketPC dengan Microsoft Readernya. Namun bagi pengguna SmartPhone atau ponsel pintar, aplikasi eBook ini merupakan aplikasi tambahan, yang terkadang harus kita beli atau kita download terlebih dahulu dari Internet.
Bagaimanapun kita mendapatkan aplikasi tersebut dan darimana Anda mendapatkan aplikasi tersebut, saya tidak akan membahasnya disini-tapi itu bukan berarti saya men-sahkan Anda untuk membajak software lho-namun pada intinya, dengan sedikit trik dan usaha kita, sebuah perangkat genggam seperti halnya PDA atau SmartPhone dapat kita jadikan sebagai alat pembaca eBook.
Mengapa sih kita menggunakan eBook?
Sebenarnya ada banyak alasan, mengapa kita menggunakan eBook, namun yang saat ini saya rasakan adalah fleksibilitasnya yang tinggi, sebuah eBook atau mungkin ratusan eBook dapat kita masukan kedalam sebuah perangkat genggam yang kita miliki untuk selanjutnya kita bawa-bawa kemanapun kita pergi, bayangkan jika kita harus membawa buku konvensional yang banyak dan menaruhnya didalam tas kita? sungguh repot dan melelahkan bukan?.
Selain itu pada eBook kita lebih mudah untuk mencari sebuah kata atau kalimat tanpa harus mengingat letak halamannya, berbeda halnya jika kita menggunakan buku konvensional, mencari satu kalimat tertentu dalam sebuah novel Harry Potter-nya JK. Rowling atau novel Insomnia-nya Stephen King bukanlah pekerjaan yang mudah.
Saat ini begitu banyak aplikasi pembaca eBook (eBook Reder) yang beredar dipasaran, mana yang akan kita pilih tergantung dari perangkat apa yang kita gunakan, di jajaran Palm OS kita bisa menemukan aplikasi eBook reader mulai dari yang free alias gratis sampai berbayar, walaupun gratis tapi bukan berarti aplikasi tersebut kacangan lho, sebut saja Palm Reader buatan Peanut Press, aplikasi ini selalu disertakan pada paket pembelian Palm atau bisa juga kita mendownload di situsnya http://www.peanutpress.com, atau www.palmdigitalmedia.com. Sementara pada perangkat yang menggunakan sistem operasi PocketPC kita bisa menemukan Microsoft Pocket Reader, sebuah aplikasi eBook Reader yang khusus membaca file-file eBook dengan type .lit, Microsoft juga membuat aplikasi ini untuk versi PC sehingga kita bisa membuka dokumen .lit di PC berbasis Windows.
Bagi Anda pengguna SmartPhone jangan keburu iri, karena saat ini beberapa produsen perangkat lunak juga membuat versinya untuk SymbianOS, sebut saja MobiPocket Reader, QuickOffice, TomeRaider dan masih banyak lagi.
So... tunggu apalagi?, jika Anda ingin mengisi waktu kosong dengan membaca atau ingin merubah kebiasaan Anda membawa-bawa buku atau referensi dalam tas Anda, mungkin inilah waktunya untuk memasukan semua itu kedalam perangkat genggam Anda, jika Kita mau kita juga bisa menghubungkan perangkat tersebut dengan dunia maya Internet, sehingga mencari referensi bisa dilakukan dimanapun melalui alat mungil ini. Ya semuanya begitu terasa lebih ringan dan mudah, orang lain mungkin tidak akan menyangka bahwa Anda membawa perpustakaan pribadi dalam saku Anda.[Q]
Wednesday, February 02, 2005
RIM Blackberry + Indosat
RIM (Research In Motion) adalah sebuah perusahaan Kanada yang bergerak dibidang disain, manufaktur dan pemasaran solusi di bidang wireless, baru-baru ini mengadakan kerjasama dengan salah satu operator selular Indonesia yakni Indosat untuk memasarkan produk RIM Blackcberry seri 7733 yang dipaket bersama simCARD Indosat.
Mungkin kemunculan produk RIM ini bisa menjadi salahsatu alternatif bagi pengguna mobile internet atau pelaku mobile office di Indonesia, pasalnya kebanyakan handset yang saat ini ada dipasaran dijual secara terpisah dengan simcardnya dan ketika pengguna ingin mengaktifkan fasilitas yang diberikan oleh operator selularnya maka akan timbul sedikit masalah terutama bagi para pengguna yang malas membaca manual atau "gaptek", lho "gaptek" kok punya handset canggih? Nah inilah fenoma yang muncul pada masyarakat kita. Canggih atau tidaknya suatu gadget yang dimiliki belum tentu mencerminkan penggunanya, apakah dia ber-"wawasan teknologi" atau tidak.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kebanyakan operator seluler di Indonesia saat ini, baik itu GSM ataupun CDMA, sudah menjejalkan "value added service" terhadap produknya, sebut saja fasilitas akses data misalnya, sehingga penggunananya dapat mengakses konten web, email atau mengirim dan menerima faks cukup dari perangkat genggam yang dimilikinya. Hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, karena kita sempat pesimis dengan kehadiran WAP yang pada masa-masa awal kemunculannya kurang mendapat sambutan dari masyarakat kita. Namun seiring dengan kemajuan teknologi selular dan terlebih ketika muncul teknologi GPRS (General Packet Radio Service), WAP mulai dilirik kembali, seiring dengan itu pula banyak situs-situs WAP yang lahir dengan menawarkan konten yang juga memiliki nilai lebih.
Untuk dapat mengakses data dari perangkat genggam yang kita miliki seperti ponsel, smartphone atau PDA misalnya, kita diharuskan melakukan beberapa setting yang mungkin bagi sebagian orang hal ini cukup rumit dan kurang praktis. Ya memang, beberapa operator seluler sudah memberikan fasilitas aktifasi secara otomatis lewat SMS atau yang kita kenal dengan OTA (over the air activation) namun terkadang fasilitas OTA ini tidak kompatibel dengan perangkat keluaran baru sehingga proses aktifasi tetap saja harus dilakukan secara manual.
Dengan hadirnya produk RIM Blackberry tadi yang dipasarkan dengan produk Indosat, diharapkan akan mengurangi kerumitan yang dialami kebanyakan pengguna saat ini, namun siapakah pengguna kita yang benar-benar membutuhkan perangkat seperti ini?, adakah 'demand' yang begitu kuat sehingga mendorong adanya 'supply' dari produsen Kanada untuk ikut mencicipi pasar Indonesia ini?, Walaupun sementara ini produk tersebut hanya untuk kalangan korporat tapi tidak menutup kemungkinan dalam waktu cepat atau lambat akan banyak digunakan oleh kalangan personal, jadi kita tidak perlu menggunakan laptop atau desktop untuk mengakses web, memeriksa dan membalas email namun cukup dengan sebuah alat mungil yang bisa dimasukan saku dan dibawa kemana-mana tanpa membebani kita.[Q]
Mungkin kemunculan produk RIM ini bisa menjadi salahsatu alternatif bagi pengguna mobile internet atau pelaku mobile office di Indonesia, pasalnya kebanyakan handset yang saat ini ada dipasaran dijual secara terpisah dengan simcardnya dan ketika pengguna ingin mengaktifkan fasilitas yang diberikan oleh operator selularnya maka akan timbul sedikit masalah terutama bagi para pengguna yang malas membaca manual atau "gaptek", lho "gaptek" kok punya handset canggih? Nah inilah fenoma yang muncul pada masyarakat kita. Canggih atau tidaknya suatu gadget yang dimiliki belum tentu mencerminkan penggunanya, apakah dia ber-"wawasan teknologi" atau tidak.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Kebanyakan operator seluler di Indonesia saat ini, baik itu GSM ataupun CDMA, sudah menjejalkan "value added service" terhadap produknya, sebut saja fasilitas akses data misalnya, sehingga penggunananya dapat mengakses konten web, email atau mengirim dan menerima faks cukup dari perangkat genggam yang dimilikinya. Hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, karena kita sempat pesimis dengan kehadiran WAP yang pada masa-masa awal kemunculannya kurang mendapat sambutan dari masyarakat kita. Namun seiring dengan kemajuan teknologi selular dan terlebih ketika muncul teknologi GPRS (General Packet Radio Service), WAP mulai dilirik kembali, seiring dengan itu pula banyak situs-situs WAP yang lahir dengan menawarkan konten yang juga memiliki nilai lebih.
Untuk dapat mengakses data dari perangkat genggam yang kita miliki seperti ponsel, smartphone atau PDA misalnya, kita diharuskan melakukan beberapa setting yang mungkin bagi sebagian orang hal ini cukup rumit dan kurang praktis. Ya memang, beberapa operator seluler sudah memberikan fasilitas aktifasi secara otomatis lewat SMS atau yang kita kenal dengan OTA (over the air activation) namun terkadang fasilitas OTA ini tidak kompatibel dengan perangkat keluaran baru sehingga proses aktifasi tetap saja harus dilakukan secara manual.
Dengan hadirnya produk RIM Blackberry tadi yang dipasarkan dengan produk Indosat, diharapkan akan mengurangi kerumitan yang dialami kebanyakan pengguna saat ini, namun siapakah pengguna kita yang benar-benar membutuhkan perangkat seperti ini?, adakah 'demand' yang begitu kuat sehingga mendorong adanya 'supply' dari produsen Kanada untuk ikut mencicipi pasar Indonesia ini?, Walaupun sementara ini produk tersebut hanya untuk kalangan korporat tapi tidak menutup kemungkinan dalam waktu cepat atau lambat akan banyak digunakan oleh kalangan personal, jadi kita tidak perlu menggunakan laptop atau desktop untuk mengakses web, memeriksa dan membalas email namun cukup dengan sebuah alat mungil yang bisa dimasukan saku dan dibawa kemana-mana tanpa membebani kita.[Q]
Subscribe to:
Posts (Atom)