Sebuah produk teknologi terkadang bagaikan dua sisi mata pisau yang berbeda, jika pisau tersebut digunakan oleh seorang koki masak maka akan menghasilkan makanan yang enak namun akan lain ceritanya jika pisau tersebut dipegang oleh seorang pembunuh.
Kemunculan teknologi portabel dengan kemampuan penyimpanan data berkapasitas besar tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka penikmat multimedia, seperti produk Apple iPOD yang memiliki daya simpan sebesar 20GB - 40 GB, atau produk Portable Media Center yang memang dilahirkan untuk menghibur sehingga produk-produk tersebut telah dijejali dengan media penyimpanan berkapasitas besar untuk menyimpan ribuan file musik, film dan foto didalamnya.
Tidak ketinggalan juga Ponsel dan SmartPhone yang telah melengkapi dirinya dengan slot Multi Media Card, Secure Digital atau Memory Stick yang juga dapat menyimpan ratusan megabyte data. Apalagi PDA dan PocketPC, bahkan Palm --sebagai salahsatu produsen PDA dari Amerika-- baru-baru ini meluncurkan sebuah PDA terbarunya yang diberinama Pa1mOne LifeDrive yang didalamnya mengusung harddisk berukuran mini namun memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup besar, sebesar 4GB, sebuah perubahan yang eksponensial bagi Palm.
Pernahkan kita membayangkan jika semua produk tersebut di atas dapat saja digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data perusahaan?, atau menyebarkan virus ke server perusahaan atau ke komputer lain?.
Semua peralatan tersebut biasanya dilengkapi juga dengan kabel data USB sebagai penghubung ke komputer karena USB memiliki transfer data yang lebih cepat dibanding proses burning kedalam CD/DVD writer, sehingga mungkin saja bagi seorang cracker ataupun penyebar virus dapat melakukan aktifitasnya hanya dengan menggunakan sebuah perangkat portabel seperti Apple iPOD misalnya.[Q]
I’m an indie blogger, tech geek and ordiary novice user. I might teach you something, I might tell you a cool story, or I might just make you laugh. Follow my Twitter and Instagram @rosgani
Monday, May 30, 2005
Tuesday, May 24, 2005
PDA dalam Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah
Sudah lama saya me-mimpi-kan adanya penggunaan PDA dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, sehingga semua siswa dan pengajar menggunakan PDA sebagai alat bantu dalam proses KBM mereka. Proyek ini sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh divisi PalmOne Education dan K12 Handhelds yang memang berkonsentrasi pada masalah tersebut namun saya belum menemukan metode semacam ini diterapkan pada sekolah-sekolah di Indonesia.
Jika beberapa tahun lalu sekolah memberikan materi komputer sebagai bagian dari ekstrakurikuler untuk para muridnya, maka saat ini pelajaran komputer menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada di setiap sekolah, dan siapa tahu beberapa tahun mendatang atau dalam waktu yang tidak lama lagi akan muncul juga materi penggunaan PDA dan untuk selanjutnya menjadikan PDA sebagai perangkat wajib yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Semoga saja demikian.
Situs-situs terkait :
Artikel terkait:
Jika beberapa tahun lalu sekolah memberikan materi komputer sebagai bagian dari ekstrakurikuler untuk para muridnya, maka saat ini pelajaran komputer menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada di setiap sekolah, dan siapa tahu beberapa tahun mendatang atau dalam waktu yang tidak lama lagi akan muncul juga materi penggunaan PDA dan untuk selanjutnya menjadikan PDA sebagai perangkat wajib yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Semoga saja demikian.
Situs-situs terkait :
- K12 Handhelds
- Learning in Hand (Tony Vincent)
- Hilton High School (Jason Cring)
- Studio 5 - A Handheld Classroom in Action
- University of Michigan, Highly Interactive Computing in Education group
- Intel “Learning With Handhelds”
Artikel terkait:
- Reading from a Palm Pilot Using RSVP
(Software Usability Research Laboratory) - A Valuable Technology Tool for Student Teachers
(dari George Lucas Educational Foundation) - School board weighs ban on student laptops, PDAs
(dari eSchoolNews) - Palm Handhelds as Educational Power Tools
(dari Palm TipSheet) - Debating Merits of Palms in Class
(dari VisorVillage) - Getting a Handle on Handhelds
(dari Electronic School) - Wireless communications systems
(dari eSchoolNews) - Best practices technology: Maryland students use PDAs
(dari eSchoolNews) - Education in Hand
(dari District Administrator)
Thursday, May 19, 2005
JPilot, KPilot, Kandy, KPalmDoc dan Pilot (GNOME)
Saat saya buka-buka file RPM yang ada di Linux Mandrake 10, tanpa sengaja saya menemukan lima buah aplikasi yang cukup berguna bagi saya sebagai pengguna PDA Palm dan Ponsel Ericsson R520m. Aplikasi tersebut adalah :
* J-Pilot : Sebuah aplikasi mirip dengan Palm Desktop untuk membackup, Sync ataupun mengintal aplikasi pada perangkat Palm.
* KPilot : Memiliki fungsi yang hampir sama dengan J-Pilot namun aplikasi ini terintegarsi dengan aplikasi PIM (Personal Information Manager) Linux seperti Kmail, Knotes dan lain-lain.
* Kandy : Adalah sebuah aplikasi conduit untuk mengawinkan ponsel kita dengan PC, aplikasi ini selain bisa mengkases AddressBook yang ada diponsel juga dapat memeriksa kekuatan sinyal ponsel dan kapasitas baterai yang ada pada ponsel kita.
* KPalmDoc : adalah aplikasi konverter yang dapat merubah file .TXT kedalam format .PDB untuk dibaca dengan aplikasi Palm eBook Reader di PDA Palm.
* Pilot : Aplikasi ini tidak akan muncul jika kita menggunakan tampilan KDE, namun akan terlihat ketika kita memakai tampilan GNOME, fungsi dari aplikasi ini kurang lebih sama seperti J-Pilot dan KPilot.
Saat tulisan ini dibuat saya belum mencoba mengoptimalkan semua aplikasi tersebut, kecuali J-Pilot, Kandy dan KPalmDoc. Pasalnya ketiga aplikasi ini cukup berguna dan lebih user friendly bagi saya, terutama aplikasi KPalmDoc yang memang selalu saya gunakan untuk merubah beberapa file .HTML untuk selanjutnya saya baca secara offline di Palm saya.
* J-Pilot : Sebuah aplikasi mirip dengan Palm Desktop untuk membackup, Sync ataupun mengintal aplikasi pada perangkat Palm.
* KPilot : Memiliki fungsi yang hampir sama dengan J-Pilot namun aplikasi ini terintegarsi dengan aplikasi PIM (Personal Information Manager) Linux seperti Kmail, Knotes dan lain-lain.
* Kandy : Adalah sebuah aplikasi conduit untuk mengawinkan ponsel kita dengan PC, aplikasi ini selain bisa mengkases AddressBook yang ada diponsel juga dapat memeriksa kekuatan sinyal ponsel dan kapasitas baterai yang ada pada ponsel kita.
* KPalmDoc : adalah aplikasi konverter yang dapat merubah file .TXT kedalam format .PDB untuk dibaca dengan aplikasi Palm eBook Reader di PDA Palm.
* Pilot : Aplikasi ini tidak akan muncul jika kita menggunakan tampilan KDE, namun akan terlihat ketika kita memakai tampilan GNOME, fungsi dari aplikasi ini kurang lebih sama seperti J-Pilot dan KPilot.
Saat tulisan ini dibuat saya belum mencoba mengoptimalkan semua aplikasi tersebut, kecuali J-Pilot, Kandy dan KPalmDoc. Pasalnya ketiga aplikasi ini cukup berguna dan lebih user friendly bagi saya, terutama aplikasi KPalmDoc yang memang selalu saya gunakan untuk merubah beberapa file .HTML untuk selanjutnya saya baca secara offline di Palm saya.
Saturday, May 14, 2005
Personal Multimedia Player
Beruntunglah Anda jika telah memiliki perangkat genggam canggih seperti PDA Palm dengan OS 5.0 keatas, PocketPC dengan Windows PPC2002 keatas, atau SmartPhone dengan OS Symbian atau Windows Mobile 2002 keatas, karena semua perangkat itu bisa digunakan sebagai Personal Multimedia Player.
Ya, kita semua tahu bahwa semua perangkat genggam saat ini, selain sebagai alat pendukung produktifitas di kantor, di sekolah atau hal-hal serius lainnya, bisa juga digunakan untuk mengisi waktu luang sebagai alat penghibur untuk mendengarkan musik, bermain game atau menonton film. Jadi perangkat ini benar-benar lengkap dibanding perangkat PMC (Personal Multimedia Center) yang hanya dapat memainkan musik, film atau menampilkan foto digital saja.
PMC memang dibuat untuk memanjakan kita dengan fasilitas multimedia yang dimilikinya namun tidak untuk mengakses Internet, mengatur jadwal kegiatan atau mengirim SMS atau menelepon, begitu juga dengan beberapa game console yang dirilis akhir-akhir ini semua dilengkapi dengan fungsi PIM (Personal Information Manager) atau Multimedia Player dan konektifitas tanpa kabel, namun dalam hal metode input data tetap saja masih belum menandingi PDA atau PocketPC yang jauh lebih nyaman.
Lihat saja Sony PlayStation Portable (PSP), game console yang nyaris sempurna dengan kelengkapan koneksi wireless, multimedia dan layar yang jernih, namun siapa yang suka dengan proses inputnya melalui tombol joystick?, Atau Nintendo Dual Screen (NintendoDS) yang mencangkokan layar sentuh serta fasilitas chat pada perangkatnya, namun tetap masih belum dapat menyaingi PDA, PPC atau SmartPhone dalam hal konektifitas dan penanganan aplikasi.
Memang, sungguh tidak relevan jika kita membandingkan game console dengan perangkat genggam seperti PDA, PocketPC atau SmartPhone karena tujuan pembuatan game console dan PDA memang Jauh berbeda, so.. sekali lagi saya hanya mau bilang bahwa Beruntunglah mereka yang sudah memiliki PDA atau PPC yang canggih" ya itu tadi, selain dapat digunakan sebagai mesin komputasi, komunikasi juga bisa digunakan sebagai perangkat multimedia dan game console sekaligus, manjakanlah dirimu selagi bisa...!!! [Q]
Ya, kita semua tahu bahwa semua perangkat genggam saat ini, selain sebagai alat pendukung produktifitas di kantor, di sekolah atau hal-hal serius lainnya, bisa juga digunakan untuk mengisi waktu luang sebagai alat penghibur untuk mendengarkan musik, bermain game atau menonton film. Jadi perangkat ini benar-benar lengkap dibanding perangkat PMC (Personal Multimedia Center) yang hanya dapat memainkan musik, film atau menampilkan foto digital saja.
PMC memang dibuat untuk memanjakan kita dengan fasilitas multimedia yang dimilikinya namun tidak untuk mengakses Internet, mengatur jadwal kegiatan atau mengirim SMS atau menelepon, begitu juga dengan beberapa game console yang dirilis akhir-akhir ini semua dilengkapi dengan fungsi PIM (Personal Information Manager) atau Multimedia Player dan konektifitas tanpa kabel, namun dalam hal metode input data tetap saja masih belum menandingi PDA atau PocketPC yang jauh lebih nyaman.
Lihat saja Sony PlayStation Portable (PSP), game console yang nyaris sempurna dengan kelengkapan koneksi wireless, multimedia dan layar yang jernih, namun siapa yang suka dengan proses inputnya melalui tombol joystick?, Atau Nintendo Dual Screen (NintendoDS) yang mencangkokan layar sentuh serta fasilitas chat pada perangkatnya, namun tetap masih belum dapat menyaingi PDA, PPC atau SmartPhone dalam hal konektifitas dan penanganan aplikasi.
Memang, sungguh tidak relevan jika kita membandingkan game console dengan perangkat genggam seperti PDA, PocketPC atau SmartPhone karena tujuan pembuatan game console dan PDA memang Jauh berbeda, so.. sekali lagi saya hanya mau bilang bahwa Beruntunglah mereka yang sudah memiliki PDA atau PPC yang canggih" ya itu tadi, selain dapat digunakan sebagai mesin komputasi, komunikasi juga bisa digunakan sebagai perangkat multimedia dan game console sekaligus, manjakanlah dirimu selagi bisa...!!! [Q]
Sunday, May 01, 2005
R520m-ku ngadat lagi
Saya sempet kaget saat penyakit R520m saya kambuh lagi, ponsel tersebut menunjukkan gejala batre boros sehingga tidak sampai satu hari saya harus mengisi ulang batrenya. Sebelumnya (kira-kira 4 bulan lalu) R520m saya pernah mengalami hal ini karena penyebab yang tidak jelas dan saat itu masalah tersebut beres dengan sendirinya padahal saya belum sempat membawanya ke teknisi atau repair shop.
Kemarin masalah tersebut muncul lagi, batre saya langsung menurun sesaat setelah saya mengisi ulang batre-nya, belum sampe satu hari batrenya minta diisi ulang, saya yakin hal ini bukan dikarenakan batrenya yang sudah drop tapi karena sesuatu yang saya juga tidak tahu. Saya mengingat-ingat penyebab munculnya masalah terakhir ini, mungkin karena kemarin siang saya sempat menunjukkan pada temen saya bagaimana cara mencopot antena-nya dan sore harinya batre ponsel saya langsung drop. Diikuti dengan panasnya bagian belakang body ponsel tersebut.
Dengan cara yang tidak "manusiawi", saya coba memperbaiki ponsel saya, ya saya sebut cara yang tidak manusiawi karena saya sama sekali tidak membongkar ponsel tersebut tapi dengan menepuk-nepuk bagian belakang body-nya serta membalikan posisi ponsel sehingga bagian antenanya berada dibawah, lalu antenanya saya bentur-benturkan ke meja, dengan 50% perasaan ragu dan 50% perasaan yakin, saya mengulangi beberapa benturan kemeja dan saya coba menyalakan ponsel tersebut, setelah beberapa jam saya cek batre-nya, waktu standby time menunjukkan peningkatan, dari asalnya 255h (sebelum diperbaiki) kini menjadi 291h bahlan malam harinyanya waktu standby meningkat sampai 304h, dan ini berarti saya berhasil memperbaiki ponsel R520m saya dengan cara yang tidak 'manusiawi' tadi.
Ponsel tua mungkin harus diperbaiki dengan cara 'kuno' juga. But...boys and girls, don't try this at home... use your own risk :))
Kemarin masalah tersebut muncul lagi, batre saya langsung menurun sesaat setelah saya mengisi ulang batre-nya, belum sampe satu hari batrenya minta diisi ulang, saya yakin hal ini bukan dikarenakan batrenya yang sudah drop tapi karena sesuatu yang saya juga tidak tahu. Saya mengingat-ingat penyebab munculnya masalah terakhir ini, mungkin karena kemarin siang saya sempat menunjukkan pada temen saya bagaimana cara mencopot antena-nya dan sore harinya batre ponsel saya langsung drop. Diikuti dengan panasnya bagian belakang body ponsel tersebut.
Dengan cara yang tidak "manusiawi", saya coba memperbaiki ponsel saya, ya saya sebut cara yang tidak manusiawi karena saya sama sekali tidak membongkar ponsel tersebut tapi dengan menepuk-nepuk bagian belakang body-nya serta membalikan posisi ponsel sehingga bagian antenanya berada dibawah, lalu antenanya saya bentur-benturkan ke meja, dengan 50% perasaan ragu dan 50% perasaan yakin, saya mengulangi beberapa benturan kemeja dan saya coba menyalakan ponsel tersebut, setelah beberapa jam saya cek batre-nya, waktu standby time menunjukkan peningkatan, dari asalnya 255h (sebelum diperbaiki) kini menjadi 291h bahlan malam harinyanya waktu standby meningkat sampai 304h, dan ini berarti saya berhasil memperbaiki ponsel R520m saya dengan cara yang tidak 'manusiawi' tadi.
Ponsel tua mungkin harus diperbaiki dengan cara 'kuno' juga. But...boys and girls, don't try this at home... use your own risk :))
Subscribe to:
Posts (Atom)