Perangkat ponsel telah lama dipandang sebagai perangkat yang aman di tengah ancaman meningkatnya keamanan komputer, namun kini seiring dengan meningkatnya kemampuan ponsel, perangkat genggam yang satu ini telah menjadi sasaran utama bagi para hacker dan in menjadi sebuah kekhawatiran yang semakin meningkat bagi departemen di perusahaan IT.
Sementara kita mungkin masih ingat dimana virus ponsel pertama telah terungkap pada bulan Juni 2004, namun saat itu risiko dari hacker tetap terbatas karena jumlah yang relatif kecil dari pasaran saat itu.
Tapi baru-baru ini fakta tersebut telah berubah karena lonjakan pengguna di segmen smartphone yang tahun benar-benar sangat meningkat sangat signifikan serta kemunculan sistem operasi Google Android yang terus mendominasi pangsa pasar ponsel saat ini.
Beberapa layanan seperti pembayaran mobile, telah memungkinkan pembeli hanya cukup menggesekkan ponsel mereka untuk melakukan pembayaran di kasir, disinilah kerentanan muncul dan para hacker serta pencuri data bisa menjalankan aksinya.
"Keamanan Mobile telah menjadi perhatian utama karena transaksi smartphone sekarang telah memiliki nilai jauh lebih tinggi, termasuk akses data perusahaan, mengelola keuangan pribadi dan pembelian online," kata Steven Nathasingh, kepala riset perusahaan AS Vaxa Inc.
Kebanyakan konsumen pengguna smartphone saat ini benar-benar tidak terlindungi. Menurut Juniper Research, saat ini hanya kurang dari 5 persen saja dari pengguna smartphone dan tablet yang telah menginstal smartphone dan tablet mereka dengan perangkat lunak keamanan.
Perusahaan riset mengharapkan adanya lonjakan dari permintaan pengguna smartphone dengan pasar total tahunan untuk perangkat lunak keamanan mobile yang berkembang sebesar $ 3,600,000,000 pada tahun 2016.
"Dengan perangkat bergerak yang lebih rentan dibajak tanpa sepengetahuan pemiliknya, risiko pencurian identitas dan kerugian keuangan pribadi semakin meningkat," kata Peter Davin, kepala eksekutif Cryptzone.
Sebuah studi oleh konsultan Deloitte pekan ini menunjukkan bahwa perusahaan teknologi, media dan sektor telekomunikasi melihat bahwa data yang tersimpan pada perangkat mobile karyawannya memiliki resiko keamanan terbesar yang cukup besar pada tahun 2012 nanti.
"Karyawan harus dibuat sadar bahwa menggunakan perangkat pribadi untuk mengakses data perusahaan juga mungkin memiliki implikasi pribadi," kata Davin di Cryptzone. "Sebagai contoh jika perangkat hilang, dicuri atau sembunyi-sembunyi digunakan oleh orang lain, maka pihak organisasi dapat memutuskan untuk menghapus data tersebut."
Menurut perusahaan riset Gartner, untuk kawasan Amerika Serikat saja, sedikitnya adala 113 ponsel hilang setiap menit, ini merupakan sebuah angka yang tinggi dan berpeluang bagi para pengguna smartphone yang memiliki data pada ponselnya untuk terserang para peretas.
Pada konvensi hacker yang dilakukan baru-baru ini, Karsten Nohl, seorang ahli terkenal di keamanan ponsel, menunjukkan bagaimana untuk mendapatkan akses secara remote terhadap telepon korban dan mengirim pesan teks serta panggilan yang dibuat dari telepon yang lain.
Nohl melihat adanya kerentanan dalam teknologi jaringan GSM - yang digunakan oleh miliaran orang di sekitar 80 persen dari pasar ponsel global - namun sebenarnya operator dapat melakukan patch (penambalan) dalam jaringan mereka, namun sayangnya ini tidak dilakukan oleh sebagian besar operator yang ada.
jadi berhati-hatilah dalam menyimpan data penting di ponsel.
No comments:
Post a Comment