I’m an indie blogger, tech geek and ordiary novice user. I might teach you something, I might tell you a cool story, or I might just make you laugh. Follow my Twitter and Instagram @rosgani
Wednesday, March 21, 2012
Kekerasan dalam game dan pengaruhnya bagi anak
Sangat menarik ketika tiba-tiba saya tergelitik untuk menuliskan sebuah opini mengenai game kekerasan dan pengaruhnya bagi anak-anak, setelah pagi ini saya mengobrol dengan salah seorang teman lama yang memiliki anak berusia kurang dari lima tahun namun sudah hapal dengan sekuel dari game Grand Theft Auto (GTA).
Saya tidak akan membahas game GTA-nya itu sendiri, karena bermain video game dengan nuansa kekerasan memang tidak akan serta merta mengubah anak-anak menjadi pembunuh psikopat, namun game-game dengan nuansa kekerasan itu akan memberikan efek yang dominan bagi si anak mengenai bagaimana mereka bersikap terhadap orang tua, saudara dan yang terpenting seberapa banyak rasa kasih sayang yang mereka miliki.
Saya memang bukan seorang ahli psikologi anak atau seorang ahli yang berkompetensi di bidang ini, namun sepertinya ada cukup bukti dimana game sangat beropengaruh terhadap pola pikir dan sikap anak sehari-hari. Karena itu, saya selalu mencoba untuk melihat game apa yang dimainkan anak saya dan mencoba untuk mengarahkan anak untuk memilih game yang tidak mengandung darah, kekerasan dan pornografi.
Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena sering kali kami kecolongan dimana pada suatu ketika saya menemukan anak tengah asyik bermain game berbasis Flash yang dalam ceritanya si pemain harus menabrak lebih banyak orang untuk menambah point atau score, walaupun itu bukanlah game dengan tingkat grafis tinggi karena gambar manusia-nya hanya ditampilkan dalam animasi sederhana namun tentu ini akan memberikan efek yang tidak baik untuk mental anak.
Game dengan tema kekerasan adalah salah satu isu yang mungkin jarang diperhatikan oleh para orang tua ketimbang pornografi, karena saat ini mungkin para orang tua lebih memfoksukan perhatian mereka pada pencegahan terhadap konten pornografi namun ternyata game dengan tema kekerasan telah terabaikan.
Ironisnya, para orang tua terkadang tidak begitu peduli terhadap label yang ada pada setiap kemasan game dimana label rating ini telah dikelompokan berdasarkan peruntukan usia pemainnya. Berikut adalah logo rating yang biasa ditemukan pada kemasan game:
Early Childhood - Game dengan tanda EC ini lebih ditujukan untuk dimainkan oleh usia 3 tahun ke atas.
Everyone - Game dengan tanda E dapat dimainkan oleh semua orang, game tersebut mungkin tidak memiliki konten kekerasan namun tidak menutup kemungkinan adanya bahasa yang kasar pada game dengan label rating ini.
Teens - Game dengan tanda T lebih ditujukan untuk pemain berusia 13 thun keata, game dengan label ini biasanya memiliki koneten kekerasan dan bahasa yang sedikit kasar.
Mature - Game dengan tanda rating M ditujukan untuk pemain berusia 17 tahun keatas, game jenis ini biasanya memiliki konten yang sangat vulgar baik dari segi kekerasan, bahasa dan juga pornografi.
Adults Only - Game dengan tanda rating AO ini jelas-jelas tidak boleh dimainkan oleh mereka yang berumur dibawah 18 tahun karena mengandung konten yang hanya dikhususkan untuk orang dewasa, namun hingga saat ini saya belum menemukan game dengan label ini di pasaran Indonesia.
Tulisan ini mungkin bukanlah solusi untuk mencegah situasi yang sebenarnyam namun diharapkan bisa memberikan kepekaan terhadap orang tua yang selama ini mungkin kurang peduli terhadap jenis game apa yang dimainkan oleh anak-anak mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment