Free Bitcoin

Get Free Bitcoin Here

Tuesday, October 10, 2006

Peralihan dari Clie NR70 ke Tungsten W

Akhirnya saya bisa memiliki Tungsten W sepenuhnya (TW), jika sebelumnya saya hanya dipinjami TW untuk waktu yang lama, sekarang saya bisa memiliki TW tersebut secara utuh, pasalnya, teman saya yang tempo hari membeli TW menjualnya kepada saya dengan harga super miring, padahal TW nya masih dalam keadaan mulus, lengkap dengan batre yang masih prima begitu juga dengan systemnya.



Jika dibandingkan dengan Sony Clie NR70V, spesifikasi TW masih sangat jauh, terutama karena TW masih tergolong PDA yang lelet, karena masih menggunakan processor Dragon Ball 33 MHz, sementara Clie saya sebelumnya menggunakan prosesor Dragon Ball 66MHz yang dual kali lebih cepat dibanding TW, namun saya merasa TW memiliki sedikit keunggulan karena dilengkapi dengan fungsi GSM/GPRS dan built-in keyboard yang lebih nyaman digunakan dibanding Clie NR70V. Karena itu beberapa minggu setelah saya mendapatkan TW ini saya menjual Palm Wireless Keyboard saya ke teman saya namun belakangan saa menyesal karena mengetik tulisan panjang dengan Palm Wireless Keyboard jauh lebih nyaman dan lebih cepat ketimbang mengetik dengan thumb keyboard built-in di TW.

Saya menjejalkan Memory Card type MMC berkapasitas 256MB, yang didalamnya telah terpasang beberapa aplikasi favorit saya seperti BackUp Buddy VFS, MegaClock, FunSMS, iSilo eBook Reader, Game Bejeweled, Battery Graph, Grafitti Anywhere, Palm Reader, Resco Viewer, dan Resco Explorer. sementara pada memory internalnya saya memasang DocToGo, VeriChat, Snapper Mail, driver Keyboard dan WebPro selain beberapa aplikasi bawaan TW yang telah terpasang secara default.

Kemampuan penangan multimedia pada TW memang jauh dibawah Clie NR70V, itu karena kemampuan audio yang dimiliki TW tidak sesempurna Clie, namun layar TW masih jauh lebih bagus dibanding Treo 600, sehingga memainkan file Movie dengan Kinoma Player masih lebih bagus dan halus dibanding Treo 600. Adanya kemampuan GSM/GPRS yang ditanam pada TW membuat saya lebih leluasa untuk melakukan chatting, memeriksa email atau browsing tanpa harus melakukan pairing dengan ponsel seperti halnya pada Clie, sehingga saya bisa memeriksa e-mail sambil bersepeda pulang ke rumah kontrakan saya yang sempit sambil terus terhubung dengan rekan-rekan messenger saya yang melihat saya online padahal saya sedang mengayuh sepeda ke rumah.

Mengakses situs web dan situs wap dengan Web Pro memang tidak senyaman mengakses pada PC, namun hal ini cukup memenuhi kebutuhan saya yang hanya membutuhkan akses ke account Bloglines saya dan melihat ada berita terbaru apa yang muncul hari ini. Mengakses situs Klik BCA juga masih terbilang nyaman karena WebPro menghilangkan tampilan framenya, sehingga kita tidak harus menggulung laar kekiri dan ke kanan seperti halnya menggunakan browser Blazer.

Sedikit kekurangan pada TW bagi saya adalah sound yang dimilikinya masih terbilang standar dan bukan pilfonik, hal ini mungkin karena TW merupakan PDA Phone pertama dan polifonik ringtone belum menjadi trend saat itu. Untungnya TW memiliki fungsi getar yang cukup keras sehingga kita bisa merasakan adanya panggilan masuk atau SMS jika berada pada lingkungan yang berisik. Melakukan panggilan atau menerima panggilan harus selalu menggunakan handsfree, namun karena saya hanya menggunakan TW untuk melakukan chatting dan cek e-mail saja jadi kekurangan tadi tidak begitu berpengaruh buat saya.

Belakangan saya juga beruntung bisa mendapatkan kembali Palm Wireless Keyboard, alat yang sangat saya butuhkan, terlebih karena saat ini saya menjadi penulis lepas untuk beberapa tabloid, bukan hanya itu, kibor portable ini juga membantu agar built-in keyboard pada TW yang saya gunakan tidak cepat aus dan rusak. PWK ini saya dapatkan dari salah seorang teman milis yang sebelumnya pernah membeli Ultra Thin keyboard pada saya beberapa tahun lalu... he he he Halo Pak Ayub... [Q}

Ketemu Blogger Priyadi.net

Beberapa waktu lalu, saya mendapat tugas untuk mengikuti Pelatihan Produksi Video/Televisi di PUSTEKKOM Jakarta, pelatihan tersebut diadakan selama lima hari, materi pelatihan mencakup semua teori dan praktek pembuatan produksi sinetron. Acara dimulai hari Senin 28 Agustus 2006 dan berakhir hari Jum'at 1 September 2006.

Jum'at siang saya bertolak dari Wisma UT (tempat para peserta menginap) ke Pasar Minggu rumah kakak saya, dan Sabtu pagi saya mulai jalan-jalan ke ICT Depok untuk mencari kamera digital, selama dalam perjalanan saya meng-SMS Mas Priyadi pemilik situs blog Priyadi.net untuk meminta saran dan petunjuk toko yang banyak menjual barang-barang elektronik.

Sesampainya di ICT Depok saya menelepon Mas Pri untuk bertemu di food court, kurang dari sejam kemudian akhirnya kami bertemu setelah saya sedikit celingak-celinguk mencari Mas Pri yang memang tidak pernah bertemu sebelumnya. Sesaat kami ngobrol dan jalan-jalan di ICT Depok, namun karena tempatnya tidak ber-WiFi akhirnya kami pindah ke Depok Town Square (DETOS) yang letaknya tidak jauh dari situ. Dengan menggunakan mobil Mas Pri kami bertolak dari ICT Depok ke DeTOS.

Di DeTOS, kami mencari tempat di foodcourt, dimana kami bisa mengakses WiFi secara gratis, Mas Pri mengeluarkan laptop IBM Thinkpadnya dan mulai mendownload beberapa program Linux untuk dipasang di laptopnya, dengan suasana yang hangat kami saling bercerita mulai dari teknologi sampai keluarga. Kesempatan ini saya abadikan dengan menggunakan kamera yang ada pada Treo 650 milik Mas Pri. Kepiawaian Mas Pri menggunakan Linux memang tidak diragukan lagi, saat itu saya dibuat ternganga ketika melihat bagaimana beliau melakukan "problem solving" saat tiba-tiba akses WiFi terputus secara mendadak.

Saking asyiknya kita ngobrol, tidak terasa waktu sudah hampir menunjukkan pukul 4 sore, padahal saya harus pulang ke Subang, akhirnya kita berpisah dan saya langsung pulang rumah kakak saya di Pasar Minggu untuk menjemput cucian, sampai Subang pukul 8 malam dengan sekantong penuh cucian baju yang saya bawa sisa-sisa perjuangan saat pelatihan.[Q]

Belum Update Blog


Sudah hampir dua bulan saya tidak meng-update blog ini, selain kesibukkan pekerjaan yang menerpa juga karena waktu untuk menulis blog ini selalu bentrok, ya... bentrok dengan malas, padahal ide-ide secara implisit sering terlintas namun ide tersebut langsung terbang dan menghilang karena tidak langsung saya tuliskan..lho.. bukannya biasa menuliskan ide di PDA???

Nah justru ini awal mulanya, beberapa bulan lalu saya sempat memiliki tiga buah PDA sekaligus, Casio Pocket Viewer, Sony Clie NR70V dan Tungsten W, sedikit beruntung saya memiliki Tungsten W ini karena memang tanpa sengaja saya mendapatkannya dari teman saya yang saya racuni untuk membeli Treo 600. Karena telah mendapatkan Treo 600, teman saya menjual Tungsten W-nya dengan harga super miring, saking miringnya rasanya nggak etis kalo saya menyebutkan harganya disini he he he..

Hidup dengan tiga buah PDA memang cukup mengasyikan, terlebih ketika Clie NR70V meiliki fungsi MP3 Player dan memiliki layar yang lebar serta kamera built-in, membuat hidup penuh warna, waktu luang diisi dengan membaca eBook sambil mendengarkan musik, sementara untuk chatting dan memeriksa e-mail dilakukan di Tungsten W, adanya built-in GSM/GPRS pada Tungsten W membuat kehidupan ber-online saya semakin menjadi-jadi, bagaimana tidak, dengan Tungsten W ini saya bisa selalu always dan tidak pernah never untuk online di Yahoo Messenger, memeriksa e-mail bisa dilakukan secara otomatis setiap durasi waktu yang telah saya tentukan, alhasil Tungsten W saya bisa bertindak layaknya perangkat Blackberry yang selalu memberikan peringatan ketika ada e-mail yang masuk ke mailbox saya.

Hari demi hari saya lalui dengan status "always online" pada Yahoo Messenger, namun saya makin menyadari bahwa kebutuhan saya terhadap Clie NR70V sudah mulai berkurang, keharusan saya untuk selalu men-charge kedua batre PDA tersebut membuat saya sedikit ribet, terlebih ketika kabel USB Sync Charge Clie saya terjual kepada salah seorang teman milis. Akhirnya saya pun memutuskan untuk menjual Clie NR70V tersebut, namun dalam waktu yang hampir bersamaan saya di tawari Creative DiVi Cam 428, sebuah handycam mini yang sekaligus bisa berfungsi sebagai kamera digital 4 MPx, MP3 Player, alat perekam suara, dan juga USB Flashdisk, saya pun tergoda untuk memilikinya.

Namun sayang, Clie NR70V yang saya tawarkan di milis tidak bisa menemukan pemiliki barunya, sampai pada suatu hari ada seseorang yang ingin menjual Tungsten W karena orang tersebut ingin membeli gadget multimedia, iseng-iseng sayapun mencoba menawarkan Clie saya kepadanya dan penawaran saya disambut baik dengan kesepakatan bahwa kami mem-barter PDA masing-masing. Akhirnya, karena saya memiliki 2 buah Tungsten W maka saya menjual salah satu Tungsten W yang saya punya, uang hasil penjualannya saya belikan kamera Creative DiVi Cam 428.

Dengan kamera Creative DiVi Cam tersebut saya jadi suka foto-foto, ambil beberapa objek yang menurut saya menarik dan unik, namun harus saya akui bahwa hasil kamera buatan Creative tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang saya inginkan, akhirnya saya menjual kamera tersebut dan membeli sebuah kamera digital Canon PowerShot A530, dengan kamera ini saya jadi kerajingan fotografi, sampai-sampai saya benar-benar keracunan dengan DSLR dan saya berniat untuk membeli kamera DSLR namun saya harus sadar akan kemampuan saya, bahwa harga kamera DSLR jauh dari penghasilan saya selama ini, jangan kan kamera DSLR baru, untuk membeli DSLR bekas pun masih jauh dari kemampuan saya.Namun sampai saat ini saya cukup puas dengan hasil kamera A530 tersebut, hasil foto-foto saya bisa dilihat di http://rosgani.multiply.com/photos/ beberapa objek sudah berhasil saya ambil walau dengan susah payah karena keterbatasan kemapuan fotografi saya dan juga keterbatasan kemampuan kamera yang saya miliki.

Dari mulai peralihan saya dari Clie NR70V ke Tungsten W dan menemukan mainan baru kamera digital, selama kurun waktu tersebut, saya nyaris lupa untuk meng-update blog, beberapa kejadian unik seputar barter, serta perjalanan tugas di PUSTEKKOM, juga pengalaman terjualnya kibor wireless saya dan juga pertemuan saya dengan Blogger favorit saya Priyadi belum sempat saya tuliskan di blog ini, walau sebenarnya keinginan untuk menuliskan semua itu sering terlintas secara implisit di kepala, namun entah kenapa sampai saat ini saya belum bisa menuliskannya, mungkin dalam waktu dekat satu per satu akan saya tulis agar blog ini tidak sepi lagi...salam hangat dari Subang [Q]

Friday, August 04, 2006

Gathering Gadtorade, 23 Juli 2006


Minggu pagi, 23 Juli 2006 saya bertolak dari Subang menuju Bandung untuk menghadiri acara ulang tahun ke -5 milis Gadtorade (Gadget To Trade) milis jual-beli gadget.

Berangkat dari rumah pukul 8.10 pagi, dengan dibonceng motor vespa salah satu ketua club motor di kota saya, kami melaju dengan kecepatan sedang dengan sesekali menarik gas dengan kecepatan penuh. Awan sedikit mendung namun untung saja tidak turun hujan. Ditengah perjalanan cuaca mulai cerah namun udara sedikit dingin dan itu membuat perjalanan menggunakan motor menjadi lebih nyaman.

Lokasi gathering diadakan di Atmosphere Cafe yang terletak dijalan Lengkong nomor 97 Bandung, sesampainya disana waktu masih menunjukkan pukul 9.30-an sementara menurut jadwal, acara akan diadakan pukul 10.00, disana sudah ada Boss Lucky, Pak Yusuf, Pak Zay beserta rombongan dari Jakarta serta Pak Herry S.W. salah satu dedengkot milis Gadtorade yang sengaja terbang dari Surabaya ke Bandung, beliau yang sebelumnya saya kenal hanya melalui postingan atau smsnya saja

Yang membuat saya salut dan tersanjung, ternyata Pak Herry mengingat saya bahkan sampai gadget yang saya pakai saat awal-awal perkenalan kami, yakni Palm m500 sementara saat ini saya menggunakan Sony Clie NR70V.

Acara tersebut disponsori oleh SonyEricsson dan Indosat, dan karena itu ponsel M600i menjadi door prize utama selain beberapa merchandise seperti ransel laptop, t-shirt, jaket, dan topi, sementara Pak Galih sebagai salah satu anggota milis juga menyumbangkan 180 kaleng minuman ringan yang dibagikan secara cuma-cuma untuk dibawa pulang para peserta.

Pak Herry S.W. menjadi MC dadakan saat itu membawakan acara menjadi terkesan lebih akrab dan kocak, diselingi oleh presentasi para sponsor yang memperkenalkan produk andalannya, sementara para SPG dan SPB sibuk berkeliling memberikan bocoran gadget-gadget yang akan keluar dipasaran Indonesia dalam waktu yang akan datang.

Acara berlangsung sangat santai dan penuh keakraban, para anggota terlihat sangat akrab walau mereka baru pertama kali bertemu, maklum karena sebelumnya memang sudah saling mengenal walau hanya lewat tulisan saja. Walapun begitu ada juga yang sudah saling kenal sebelumnya.

Pada kesempatan itu, saya menjadi salahsatu peserta yang membawa ponsel Ericsson atau SonyEricsson paling banyak beserta accessories originalnya dan karena itu saya mendapatkan hadiah berupa USB Flashdisk merek Transcend berkapasitas 512MB, selain itu saya juga mendapatkan hadiah berupa Topi karena mengajukan pertanyaan kepada pihak SonyEricsson pada saat presentasi, peserta lain pun banyak yang mendapatkan hadiah ada yang berupa Majalah Chip CD, juga USB FlashDisk, sementara Ponsel M600i tidak saya dapatkan.

Menjelang selesai acara Pak Galih yang dibantu Pak Fajar membagikan minuman Coca-Cola kaleng kepada seluruh peserta, hal ini membuat ransel saya semakin penuh baik oleh hadiah ataupun oleh barang yang saya beli yakni audio speaker mini untuk iPod yang ternyata bisa jalan di Clie saya, agak lucu saat mendapatkan speaker ini karena sebelumnya Speaker ini sudah dibeli oleh Mas Sandy tapi saya meminta agar dia mau menjualnya lagi ke saya. Saya juga membeli sebuah stylush pen multi fungsi yang bisa digunakan sebagai ballpoint biasa, stylush, senter dan juga laser pointer.

Sepertinya pihak panitia dan semua peserta gathering merasa puas karena acara berjalan sangat sukses dan lancar, sesampainya di rumah saya membongkar semua hadiah dan mencoba semua barang yang saya dapatkan, Speaker ipodnya lumayan bagus untuk menemani saya disaat sepi, reviewnya akan saya buat dalam tulisan terpisah.[]

Tuesday, July 11, 2006

The Daily Me

Judul di atas adalah sebuah sebutan yang diberikan oleh Nicholas Negroponte dalam bukunya Being Digital untuk sebuah koran digital yang dikhususkan bagi seseorang yang isinya benar-benar dibuat secara personal untuk pembacanya, didalamnya hanya memuat berita yang hanya dikehendaki oleh pembacanya, termasuk jadwal kegiatan orang tersebut selama satu minggu atau satu bulan penuh. Tentu saja, koran itu tentu tidak benar-benar ada, namun dengan sebuah perangkat genggam seperti halnya PDA atau PocketPC saat ini, kita bisa mewujudkan impian Nicholas Negroponte saat itu.

Dengan PDA dan situs Bloglines saat ini, saya bisa membaca situs-situs berita dan situs teknologi favorit saya setiap pagi, terlebih setelah hadirny fasillitas RSS Reader, semua situs yang telah dilengkapi dengan fasilitas RSS bisa kita gunduh dan informasi bisa diberikan secara langsung kehadapan kita tanpa kita harus membuka dan mencari situs mana yang sudah di update setelah itu kita tinggal memilih artikel mana yang ingin kita baca pertama kali.

Mengatur kegiatan selama satu minggu, satu bulan atau bahkan satu tahun penuh pun dapat dilakukan dalam sebuah PDA karena itu disebut PDA (Personal Digital Assisstant), jauh ketika awal-awal kemunculan PDA memang telah dijejali dengan fungsi Personal Information Manger, yang didalamnya mencakup buku alamat, daftar tugas, jam, pengingat, alarm dan catatan.

Saat ini surat kabar impian Nicholas Negroponte yang dinamakan The Daily Me tadi telah benar-benar hadir di hadapan kita, kini tinggal bagaimana kita memanfaatkannya.[]

Voice Tag/Voice Command

Beberapa produsen ponsel terkemuka sudah sejak lama menjejali produknya dengan fasilitas voice tag atau voice command namun hingga hari ini tetap saja fasilitas tersebut tidak bisa difungsikan secara maksimal. Padahal jika dilihat dari tujuan latar belakang pembuatan fasilitas tersebut sangatlah jelas bahwa untuk menjawab atau melakukan panggilan telepon, penggunanya tidak harus menekan banyak tombol pada ponsel, hal ini tentu sangat berguna saat kita sedang berkendaraan atau saat tangan kita sedang mengerjakan aktivitas lain.

Kenyataanya saat ini masih banyak para pengguna ponsel yang tidak benar-benar menggunakan fasilitas ini dalam keseharian mereka, bukan karena fasilitas ini tidak berguna namun lebih pada masalah teknis dimana ponsel yang memiliki fasilitas ini tidak benar-benar mengerti perintah suara pemiliknya sendiri, karena memang pada kenyataanya ponsel ataupun smartphone bagaimanapun juga tetaplah sebuah benda mati yang bodoh..

Saya sendiri saat ini lebih banyak menggunakan fasilitas tersebut haya untuk merubah profile saja ketimbang untuk melakukan panggilan, hal ini sangat berguna ketika saya ingin menyalakan lampu layar ponsel dalam suasana gelap sehingga saya tidak usah banyak menekan tombol. Bagaimana dengan Anda?[]

Monday, July 10, 2006

Screen Protector from Brando



10 hari setelah saya tunggu-tunggu akhirnya sampai juga screen protector untuk PDA Sony Clie NR70V saya, screen protector tersebut saya dapatkan secara gratis dari pihak Brando Workshop Hongkong setelah kami sepakat melakukan barter, pihak Brando menyimpan banner animasi di blog saya dan sebagai imbalannya saya meminta Ultra Clear Screen Protector dari pihak Brando Workshop. (Banner animasi berukuran 100x100 pixel tersebut bisa anda lihat di sebelah kanan dari halaman ini)

Ini adalah kali pertama saya memasang sendiri screen protector pada PDA saya, hasilnya lumayan juga walau awalnya sedikit mencong sehingga harus beberapa kali diulang-ulang namun akhirnya saya bisa memasang sendiri screen protector tersebut dengan sempurna.

Kini, menyentuh layar PDA dengan stylush terasa lebih empuk dan enak tanpa mengurangi sensitifitas pada permukaan layar Clie saya, tampilan layarpun tetap cemerlang dan nyaris tidak terlihat kalau layar PDA tersebut telah dipasangi screen protector, mungkin ini karena jenis screen protector yang saya pakai adalah type Ultra Clear, sementara untuk type lain Brando menyediakan Screen Protector jenis Anti-Glare.

Memainkan game atau menulis grafitti dengan stylush menjadi lebih yakin, tanpa ada rasa ragu karena takut permukaan layar jadi aus atau baret-baret, begitu juga ketika kita malas untuk mengeluarkan stylush, memilih menu atau menekan tombol pada layar bisa dilakukan langsung dengan jari atau kuku tanpa takut layar PDA jadi rusak, Thanks Brando!!! []

Monday, July 03, 2006

Back To Nature

Satu bulan setelah saya menjual R520m kesayangan saya akhirnya secara tidak sengaja saya menemukan gantinya, setelah salah seorang teman dari milis R520m_owners menjualnya kepada saya, pada buklan yang sama saya juga mendapatkan hadiah dari Majalah Biskom saat saya mengikuti acara seminar menulis di Roxy beberapa waktu lalu, hadiahnya berupa USB Wireless LAN adapter merek ASUS WL-167G, karena saya tidak memiliki laptop dan saat ini saya tinggal di daerah yang tidak ada Wi-Fi HotSpot jadi saya memutuskan untuk menjual alat ini. Uang hasil penjualan barang tersebut saya belikan ponsel Ericsson R520m.

Kondisi fisik R520m tersebut sangat mulus, hanya saja dibagian bawah dekat konektor ada sedikit bagian yang terkelupas, namun semua ini sama sekali tidak mengganggu fungsi, body belakang juga terlihat agak kusam, hal ini dikarenakan pemilik sebelumnya sengaja melicinkan permukaan ini dengan cara meng-amplasnya, sehingga logo Ericsson warna biru yang menjadi kebanggaan saya jadi terlepas dan hilang entah kemana, namun lagi-lagi keadaan ini sama sekali tidak mengganggu fungsi dan performance dari ponsel ini.

Dilengkapi dengan 3 buah batre, charger original Ericsson, dus dan buku serta cover kulit merek Quality, membuat saya tidak menyesal membeli gadget bekas ini, terlebih ketika belakangan saya mengetahui bahwa tiga buah batre tadi bisa bertahan selama 5 hari penuh padahal saya terbilang aktif menggunakan ponsel untuk berkomunikasi suara maupun SMS dan GPRS. Dari ponsel R520m saya sebelumnya saya masih memiliki 2 buah batre yang masih bagus, sehingga saat ini saya memiliki 5 buah batre untuk R520m ini.

Firmware yang tertanam pada R520m ini lebih baru dari firmware yang dimiliki oleh R520m saya sebelumnya, jika sebelumnya saya menggunakan firmware versi R2S, pada R520m baru ini menggunakan versi R4A, walaupun begitu saya tidak melihat perbedaan yang signifikan dari perbedaan firmware ini, namun game Snake tersembunyi yang ada pada R520m memiliki tampilan yang sedikit berbeda, jika sebelumnya untuk mengaktifkan game tersembunyi ini kita menekan tombol angka 123 pada saat logo Erix muncul, pada R520m ini tombol yang ditekan adalah 789. Perbedaan lain adalah pada history terlihat adanya ikon-ikon 'phone' atau 'card' disamping nomor yang masuk atau keluar, ikon phone merangkan bahwa nomor tersebut berada pada memory ponsel dan ikon card menerangkan bahwa nomor tersebut berada ada memory sim-card. Ikon ini tidak saya temukan pada R520m saya sebelumnya.

Menyalin phonebook yang ada pada ponsel T68i ke R520m cukup dilakukan via infra merah sehingga semua nomor kontak yang ada pada T68i saya bisa langsung di-copy-kan ke R520m tanpa ada yang tersisa. Fungsi Bluetooth dan GPRSnya bekerja sangat sempurna, terbukti ketika saya mencoba untuk mengakses beberapa situs WAP dengan ponsel ini atau juga dengan menggunakan Clie saya dengan memposisikan ponsel ini sebagai modemnya.[]

Short Review: Batre Delcell

Batre Delcell yang saya terima sebagai hadiah membuat tulisan pendek datang via jasa pengiriman TIKI, awalnya saya mengira bahwa paket tersebut datang terlambat, namun rekan saya yang sama-sama mendapat hadiah batre tersebut ternyata belum juga menerima paketnya.

Packing
Packing batre Delcell ini terbuat dari plastik kokoh mirip tempat pinsil mini, sehingga bekas pembungkus batre ini bisa saya fungsikan sebagai tempat untuk menyimpan uang recehan atau benda-benda kecil seperti cicin dan kalung.


Performa

Saya langsung memasangkan batre ini ke posel T68i saya dan langsung terlihat bahwa indikator menunjukkan bahwa batre tersebut masih dalam keadaan full-cahrge, walaupun begitu saya mencoba memasangkan pada charger dan disana tertulis 'Alien Baterry', namun kemampuan batre ini sungguh diatas rata-rata, walau indikator batrenya hanya memiliki 3 titik (full, setengah dan kosong), namun kemapuan standby dari batre ini bisa menembus hingga 6 hari.

Saat isi ulang batre ini pertama kali saya lakukan selama lebih dari 8 jam sesuai instruksi pada bungsuknya dan batre tersebut bisa digunakan selama 4 hari secara aktif, baik digunakan komunikasi suara (voice) maupun data (SMS dan GPRS), terlebih saya menggunakan ponsel T68i sebagai modem via infra merah ke PDA Clie saya.



Kesimpulan
Secara umum batre ini terbilang bagus, karena bisa standby lebih lama dari batre T68i saya sebelumnya, sayangnya batre ini dianggap alien batery oleh ponsel T68i saya, sehingga saya tidak bisa melihat pada satatusnya berapa lama batre ini memiliki sisa waktu standby atau waktu bicara, solusinya saya menggunakan aplikasi Kandy pada Linux, yakni sebuah aplikasi conduit untuk mengawinkan ponsel kita dengan PC, aplikasi ini selain bisa mengakses AddressBook yang ada di ponsel juga dapat memeriksa kekuatan sinyal ponsel dan kapasitas baterai yang ada pada ponsel kita. Pada posisi indikator batre setengah, Kandy mendeteksi bahwa batre tersebut masih memiliki kapasitas 65%, dalam posisi tersebut batre Delcell masih bisa bertahan selama 2 sampai 3 hari kedepan. Saat ini saya memiliki 3 buah batre untuk ponsel T68i saya, dan diantara 3 batre tersebut, batre Delcell-lah yang memiliki waktu standby paling lama.[]

Thursday, May 25, 2006

Perpindahan dari Palm m500 ke Clie PEG-NR70V

Sabtu pagi, pukul 06:30 saya beringsut dari tempat tidur, setelah menghabiskan malam yang sempit karena mengerjakan beberapa tugas yang sudah seminggu lebih tidak pernah kelar, pagi itu ponsel saya berbunyi tanda adanya SMS masuk... ternyata ada salah satu sahabat chatting saya yang meminta agar saya menjual PDA Palm m500 dan ponsel R520m saya kepadanya... Dengan fisik yang masih layu dan pikiran yang masih belum terlalu jernih, saya pakasakan otak saya yang masih beku (padahal emang selalu beku) untuk berfikir dan mengambil keputusan, apakah "alat-alat perang" saya mau di lepas atau tidak....lepas... tidak...lepas... tidak...(whooooaaaah.... nguap dulu ah).

(Jika anda mengikuti artikel-artikel saya di blog ini sebelumnya, mungkin anda tahu betapa saya sangat membutuhkan dan terbantu dengan kedua gadget saya ini, sebagai seorang yang memaksakan diri dan mengaku-ngaku untuk menjadi "road warrior", keberadaan PDA dan ponsel sangatlah vital, apalah jadinya jika kedua alat vital ini, ooooppppss kedua gadget ini harus saya lepas?)

Karena sebuah tuntutan hidup dari "Perintah Pangab" (=pangabutuh) akhirnya saya lepas juga kedua alat yang hampir selama tiga tahun terakhir ini telah menjadi pintu gerbang saya memasuki dan melanglangbuana di dunia maya, setelah konfirmasi pembayaran sudah saya terima, kedua gadget yang sudah saya packing dalam dus bekas sepatu itu siap diterbangkan, paket itu saya kemas seadanya sehingga packingnya lebih pantas disebut "Home Edition" daripada "Professional Edition".. Sorry ya bro... soalnya saya bukan tukang packing juga nih... yang penting isinya aman khan?, karena semua unitnya saya lilit dengan kertas tissue dan dibalut dengan lakban pula, sehingga kedua gadget ini lebih mirip mummy daripada sebuah gadget.

Sayang sekali, ternyata pihak TIKI Subang tidak mau menerima paket berisi barang elektronik termasuk ponsel dan PDA, karena saat itu saya berkata terlalu jujur bahwa saya mau ngirimin PDA dan Ponsel, kalaupun saat itu saya ngotot mau mengirimkan paket itu, pihak TIKI tidak mau bertanggung jawab atas resiko yang mungkin muncul di kemudian hari, seperti kehilangan atau kerusakan isinya, kecuali.... You know lah, ada beberapa biaya tambahan untuk membuat packing kayu yang lebih kuat serta tambahan biaya untuk asuransi dan administrasi yang jika dihitung-hitung menghabiskan dana Rp. 100 ribu lebih... gubraksss, padahal saya cuma bawa uang Rp. 40ribu saat itu. Akhirnya saya menggunakan jasa PT. POS untuk mengirimkan barang tersebut, dengan terlebih dahulu meminta persetujuan ke teman saya yang membeli barang itu, karena waktu pengiriman akan lebih lama dari yang telah saya janjikan.

Dua hari kemudian, saya mendapatkan konfirmasi dari teman saya yang membeli barang itu, bahwa paketnya telah sampai dan diterima dengan selamat, Syukur deh... sekarang saya yang mulai bingung... "rampang-reumpeung" tanpa PDA dan ponsel... so sambil nunggu dana tambahan saya mulai hunting PDA... sampai akhirnya ketemu sama PDA Sony Clie PEG-NR70V ini, walau sebelumnya sempat ragu diantara dua pilihan dan minta bantuan istri saya untuk memantapkan pilihan tersebut.

Kesan Pertama
Perpindahan dari Palm m500 ke CLie PEG-NR70V ternyata memberikan suasana dan nuansa baru, jika sebelumnya saya harus sedikit berkernyit ketika membaca eBook atau bermain game, kini dengan Clie saya bisa lebih leluasa membaca diberbagai kondisi cahaya, memainkan game Bejeweled pun bisa lebih mantap, selain karena tmpilan layar yang kinclong juga didukung dengan sound yang mantap, jadi betah main game sampe lupa mandi segala... ujung-ujungnya istri saya yang manyun karena saya cuekin, eh salah ding, dia manyun bukan karena saya cuekin, tapi karena pengen main game di PDA juga...ternyata.


Salah satu hal yang membuat kami memilih PDA ini adalah disainnya yang unik, layarnya yang dapat diputar (swivel) dan dilipat (flip) membuat PDA ini dapat digunakan dalam beberapa posisi, jika kita buka layarnya ke atas, maka tampilan PDA ini mirip seperti sebuah laptop mini, karena dilengkapi juga dengan built-in QWERTY kibor, jika PDA ini layarnya di putar dan dilipat, maka PDA ini dapat digunakan layaknya seperti PDA pada umumnya. Uniknya tampilan layarpun akan berbalik 180 derajat ketika posisi layarnya di balik, sungguh disain yang intuitif. Terlebih lagi dengan tampilan layar yang Hi-Res+ membuat tampilan layarnya serasa sejuk dan leluasa baik untuk membaca eBook, main game ataupun menonton klip video, yup layar Hi-Res+, tanda '+' dibelakang itu menerangkan bahwa tampilan Grafitti Area pada layarnya dapat disembunyikan atau ditampilkan sesuai kehendak kita, tampilan grafitti ini juga bisa di-switch ke on-screen keyboard. Jika cahaya dari layar ini dimatikan kinerja batre benar-benar sangat irit, tapi ini memang konsekuensi jika PDA menggunakan layar lebar, batre jadi sedikit lebih boros.

Hardware

PDA ini diotaki dengan prosesor Motorolla DragonBall 66MHz, dua kali lebih cepat dari prosesor Palm saya sebelumnya, dengan RAM 16MB (lagi-lagi dua kali lebih besar dari RAM PDA saya sebelumnya) saya merasa ini sudah lebih dari cukup untuk handheld yang bersistem operasi Palm OS 4.1, sayangnya memory card yang digunakan berjenis Memory Stick yang kita tahu hanya produk-produk buatan Sony yang mendukung memory card jenis ini, sehingga tidak bisa kita jadikan sebuah investasi jika kita ingin berganti PDA dimasa datang, kecuali masih PDA buatan Sony lagi.

Aplikasi pertama yang saya masukkan kedalam PDA ini adalah driver Palm Wireless Keyboard, namun sungguh sangat kecewa saya ketika PDA ini tidak dikenali oleh PWK saya yang memang sudah beberapa hari menduda, namun setelah melakukan soft reset akhirnya PWK saya bisa beradaptasi dengan pasangan barunya itu. Saya mencoba membuka aplikasi Memo dan memasang aplikasi DocToGo untuk mencoba kompatibilitas PWK di PDA ini, ternyata semua fungsi berjalan lancar dan mulus sesuai dengan yang saya harapkan.

Kamera
Adanya kamera di PDA ini juga merupakan salah satu hal yang membuat saya dan istri memilih PDA ini, sejak keluar dari dus packagingnya, anak saya yang masih berumur kurang dari 4 tahun langsung memainkan kameranya dan mengambil setiap objek yang dilihatnya, mulai dari wajahnya sendiri, botol susu, langit-langit sampai televisi dan plastik bekas dia ambil fotonya, sayangnya kameranya masih menggunakan lensa CMOS sehingga gambar yang dihasilkan tidak begitu bagus jika kurang pencahayaan pada objek yang diambil.

Sound dan MP3
Fasilitas MP3 Player yang dibundel didalamnya menjadikan PDA ini digolongkan kedalam PDA Multimedia, kualitas suara yang dihasilkan dari speaker internalnya sangat kecil untuk memainkan file-file MP3 tapi cukup bagus untuk memainkan beberapa suara MIDI yang dimasukkan melalui aplikasi Audio Converter yang ada dalam bundle CD softwarenya. File-file MP3 ini sangat bagus jika didengarkan melalui headphone, karena itu dalam paket penjualannya PDA ini menyertakan satu set headphone stereo dan remote controlernya, suara yang dihasilkan begitu menggema dan mantap layaknya mendengarkan musk dari sebuah audio player yang mahal.

Built-in Qwerty Kibor
Kebiasaan saya menggunakan PWK dan PUTK membuat saya sedikit kaku ketika menggunakan kibor built-in yang ada pada PDA ini, jarak antara tombol terlalu sempit, terlebih karena saya memiliki jari yang agak besar, namun adanya kibor ini bisa menjadi alternatif ketika kita akan memasukkan tulisan pada aplikasi Memo, mengisi schedule dan daftar tugas atau menulis e-mail, tapi tidak cukup komfortabel jika digunakan untuk menulis sebuah artikel atau tulisan yang agak panjang.

Tombol dan Interface
Disisi sebelah kiri atas PDA ini terdapat tombol capture, yakni sebuah tombol shutter kamera, dengan tombol ini kita bisa mengaktifkan fungsi kamera secara otomatis dan juga mengambil gambar tanpa harus menggunakan stylush. Sementara pada bagian bawahnya memiliki jack untuk colokan headphone, serta Jog-Dial, yaitu sebuah interface khas Clie yang bisa berfungsi sebagai penggulung layar, memilih aplikasi atau menjalankan aplikasi yang dipilih jika ditekan, fungsi jog-dial ini dapat menyesuaikan dengan aplikasi yang kita jalankan, bahkan dengan aplikasi tambahan tombol Jog-dial ini dapat disesuaikan dengan keinginan kita.

Bagian bawah dari tombol jog-dial terdapat tombol yang bertuliskan 'Back' yang dapat digunakan untuk mengembalikan posisi layar pada tampilan sebelumnya, pada bagian bawahnya lagi ada sebuah switch yang bertuliskan "Hold" yang berfungsi untuk mengunci semua tombol dan mencegah tombolnya tertekan secara tidak sengaja (terutama jog-dial dan tombol power) jika sedang berada didalam tas atau saku.

Tombol standar aplikasi Palm seperti Calendar, Address, Task dan Memo serta tombol
atas dan bawah berada di atas built-in kibor, dan akan tertutup oleh layar jika kita menggunakan PDA ini dengan melipat layarnya, namun aplikasi ini masih bisa diakses melalui icon yang ada dilayar. Bagian atas dari PDA ini terdapat slot Memory Stick dan port infra merah, entah kenapa saya merasa kurang sreg dengan posisi memory stick yang terkesan menonjol ketika berada dalam slot tersebut, ...(Bukannya kamu suka bagian-bagian yang menonjol Ki?... wah kalo itu lain deh ceritanya -- Devil Mode = On >:).

Networking
Saya juga tidak terlalu kesulitan untuk menghubungkan modem T68i melalui infra merah ke PDA ini, melalui menu Preference - Connection saya membuat nama profil baru untuk jenis modem yang akan saya gunakan, yakni T68i, dan memilih 'Modem' pada pilihan Connec To:, serta memilih 'Infrared' pada pilihan Via:, masih dalam Preference saya masuk ke bagian Network dan membuat nama profile baru dari setiap jaringan yang saya gunakan, termasuk menyesuaikan user name dan password untuk tiap-tiap operator serta memasukkan dial number pada bagian Phone: yang disesuaikan dengan CID yang dimiliki tiap operator pada ponsel T68i saya, so dengan jaringan GPRS yang dimiliki simPATI, IM3 dan XL saya bisa berselancar Internet ataupun chatting dengan PDA ini.

Charger dan Cradle
Bentuk dari cradle PDA ini sangat modis dan elegan, dengan warna putih dan plastik transparan membuat cradle ini bisa sesuai dengan lingkungannya bahkan terlihat serasi jika disandingkan dengan iPod, (ini cuma saya bayangkan lho tidak benar-benar saya sandingkan karena saya tidak punya iPod), namun bentuk adaptor chargernya terlalu besar dan berat, mirip sekali dengan adaptor laptop, sehingga cukup memakan tempat jika kita membawa charger dan cardle ini dalam sebuah tas apalagi saku, ini merupakan salah satu kekurangan yang saya rasakan.

Namun sejauh ini saya merasa PDA ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan saya, terlebih jika dibandingkan dengan PDA saya sebelumnya, jelas PDA ini memiliki keunggulan karena kemampuannya menangani file MP3, kejernihan layar dan disain yang menawan, membuat PDA ini lebih "eye-catching" dan menambah Pe-De penggunanya. Namun sampai tulisan ini dibuat saya belum mencoba untuk melakukan benchmark, toh selama ini saya merasa kinerjanya sudah lebih dari cukup dan yang terutama proses sinkronisasi dokumen DocToGo ke PC terasa lebih stabil dibanding PDA sebelumnya, karena memang saya banyak menggunakan PDA ini untuk keperluan office sambil denger musik diselingi main game, eh kebalik ding... main game dan denger musik sambil diselingi aplikasi Office....Nah! [Q]

Tuesday, May 23, 2006

Implisit VS Eksplisit

Kebanyakan dari kita selalu memiliki ide atau pendapat secara implisit, bukan eksplisit, dimana semua ide dan gagasan hanya muncul dalam pikiran yang tidak diucapkan atau dituliskan, jadi cuma dipendam saja dalam hati dan pikiran. Itu yang saya alami akhir-akhir ini, rasanya begitu banyak ide dan gagasan yang muncul tapi tidak ada satupun yang bisa saya tuliskan.

Padahal begitu banyak kejadian yang sebenarnya bisa saya tuliskan untuk mengisi blog saya yang sudah hampir 2 minggu tidak saya update, jujur saja saya memang sedikit males buat nulis akhir-akhir ini, mungkin karena kesibukan pekerjaan saya di sekolah, menjadi wali kelas untuk anak didik Jurusan Multimedia tingkat 3 yang menghadapi Ujian Akhir Nasional, soalnya ujian kali ini memang tidak ada perbaikan/mengulang, jadi jika seorang siswa tidak berhasil dalam menempuh ujian, maka anak tersebut harus mengulangnya tahun depan, berbeda dengan kebijakan tahun lalu, yang bisa memperbaikinya dalam waktu dekat dan biasanya bisa jadi lulus setelah mengikuti ujian perbaikan tersebut.

Perubahan kebijakan ini yang membuat para siswa dan guru menjadi ketar-ketir mengingat kondisi, sarana dan prasarana tiap sekolah berbeda tapi pemerintah menentukan passing grade yang sama untuk semua sekolah di Indonesia. Apa bisa...? Apa Fair....?, bagaimana mungkin sekolah di Papua dengan sarana terbatas harus mengeluarkan siswa dengan kualitas yang sama dengan sekolah-sekolah di pulau Jawa yang relatif memiliki infrastruktur dan sarana yang memadai wong di pulau Jawa sendiri tidak semua sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup, ini yang harus dicermati kembali oleh Menteri Pendidikan kita.

Ganti PDA
Selain itu, ada hal lain yang membuat saya tidak bisa langsung mengeksplisitkan ide saya yang implisit adalah karena PDA Palm m500 yang biasa saya gunakan untuk menuangkan ide dan gagasan telah dibeli oleh salah satu rekan millis, jadi beberapa hari saya tanpa PDA, tapi sebenarnya itu bukanlah menjadi halangan karena dimana ada niat pasti di situ ada jalan, toh di rumah saya masih ada 3 buah komputer desktop, bisa saja saya bikin tulisan di komputer tersebut, dasarnya aja lagi males atau istilah kerennya lagi nggak mood buat nulis.

Beberapa hari searching di Internet mencari PDA pengganti ternyata tidak semudah yang saya bayangkan, awalnya saya telah booking Palm Tungsten T2 dari salahsatu boss gadget di milis tapi ternyata Allah berkehendak lain, Palm T2 yang sudah saya booked lewat SMS sudah di sambar orang, dan akhirnya saya harus mencari lagi, sampai akhirnya saya menemukan dua pilihan antara Tungsten T2 dan Sony Clie PEG NR70V, keduanya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan saya menulis. Namun ada perbedaan yang cukup spesifik yang membuat saya sedikit bimbang.

Sony CLIE PEG NR70V VS Tungsten T2
Ya, semua orang tahu kalo Sony adalah produsen peralatan multimedia, walau saat ini produksi PDA Sony Clie sudah dihentikan, tapi gadget ini masih banyak beredar dipasaran second-hand dengan harga yang cukup kompetitif, mengingat PDA ini memang dilengkapi dengan fasilitas multimedia seperti halnya MP3 Player, untuk Seri PEG NR70V ditambah adanya kamera dan layar yang bisa diputar (swivel), dengan resolusi tinggi, fasilitas itu membuat saya kepincut, namun sayangnya kualitas gambar dari kamera masih standar mengingat kameranya menggunakan CMOS, Memory Card-nya menggunakan jenis Memory Stick yang kita tahu hanya peralatan buatan Sony saja yang menggunakan memory card jenis ini, Palm OS yang terpasang pada PDA ini masih menggunakan Palm OS 4.1 sehingga ada beberapa aplikasi yang tidak bisa jalan di PDA ini.

Tungsten T2 ini adalah T2 yang lain lagi dari yang saya booked pertama kali, sejak awal saya pilh T2 karena PDA ini memiliki koneksi bluetooth, fasilitas ini saya perlukan untuk mengakses GPRS dari ponsel T68i saya sehingga saluran infra merahnya masih bisa saya gunakan untuk mengakses Palm Wireless Keyboard. So saya bisa menggunakan Palm Wireless Keyboard untuk chatting. PDA ini sudah menggunakan Palm OS 5, cuma sayang harga yang ditawarkan masih cukup tinggi untuk saya, padahal T2 yang saya booked pertama harganya jauh lebih murah.

Bingung, bimbang dan ragu menyelimuti pikiran saya, akhirnya saya minta bantuan istri untuk memilihkan satu diantara dua pilihan, cuman sama istri saya sama sekali tidak mengatakan harganya, saya menunjukkan majalah C|Net yang didalamnya memuat gambar kedua PDA pilihan saya, dan tanpa basa basi istri saya langsung memilih Clie PEG NR70V, dengan alasan disainnya unik, layar bisa di-swivel, ada kamera untuk ngambil foto-foto anak saya, ada thumb board, dan MP3 Player, saat itu juga saya langsung menghubungi penjualnya dan mentransfer uangnya via ATM, padahal saat itu waktu sudah menunjukkan jam 23:10.

Dua hari kemudian PDA Clie datang dan anak saya langsung menyukainya, tanpa diajarin lagi anak saya yang baru berumur 4 tahun langsung memainkan kameranya dan mengambil gambar sendiri. Jika saya memilih Tungsten T2 mungkin anak saya tidak terlalu antusias dengan PDA tersebut karena T2 tidak memiliki kamera dan bentuknya sedikit kaku, ternyata memilih Clie ini tidak salah, karena semua anggota keluarga bisa menikmati kecanggihan PDA ini, anak saya sangat suka dengan kameranya sampai-sampai semua objek yang dia lihat diambil fotonya, istri saya suka sekali dengan MP3 Player dan Gamenya, karena sebelumnya biasa main di layar m500 yang grayscale kini dengan layar Clie yang hi-res+, memainkan game Bejeweled dan Tetris menjadi lebih sejuk dengan sound yang mantap pula, sementara saya bisa lebih enak menggunakan aplikasi officenya terutama Sheet To Go karena dengan layar hi-res ini layarnya tidak kelihatan sempit. (Review mengenai PDA ini sudah saya buat pada tulisan terpisah).

Kembali lagi kepada kegiatan menulis saya, setelah ada PDA ini tadinya saya berfikir bisa mulai mengeksplisitkan lagi ide dan gagasan saya, tapi ternyata ide saya malah lebih mentok, karena setiap kali akan menuliskan ide dan gagasan, saya harus berebut PDA dengan anak saya, pas malam tiba giliran istri saya yang pengen main game sambil denger musik, giliran malam sudah larut anak dan istri saya sudah tidur kini giliran saya yang pake PDA, baru saja saya memasang PDA tersebut ke Palm Wireless Keyboard dan ketika akan menulis kalimat' di layar muncul tulisan yang menerangkan bahwa batre mulai habis dan harus segera diisi ulang, walah... buyar lagi deh semua ide yang sudah numpuk berhari-hari.... []

Thursday, May 04, 2006

Roxy Square, 29 April 2006

Alhamdulillah akhirnya saya bisa juga menghadiri acara Seminar "Kiat Menulis dan Strategi Bisnis Penulis TI" yang diadakan di Roxy Square, Jakarta. Pada hari Sabtu, 29 April 2006. Selain Pembicaranya orang-orang yang sudah top di dunia TI, topik pembahasan seminar ini sesuai dengan hobby saya, yakni "menulis".

Adapun yang menjadi pembicara pada seminar kali ini adalah :
Joko I Mumpuni Direktur Utama Andi Publisher Jogja, membahas seluk beluk dunia penerbitan dan kiat-kiat melakukan pendekatan dengan penerbit, dia membawakan materi presentasi yang diselingi dengan guyonan-guyonan kecilnya sehingga menjadikan presentasinya terkesan santai, menghibur namun cukup memberikan pencerahan baru bagi penulis pemula.

Donny B.U. dari Detik.com membahas materi yang tak kalah menarik, beliau memberikan trik dan tips kepada penulis pemula, agar peka terhadap apa yang di lihat, di dengar dan dirasakan di seputar kita. Ada kata-kata yang menarik yang saya kutip dari presentasinya kali ini;
"...orang yang berani menulis adalah mereka yang berani bermimpi. Dan yang bersedia membagi mimpinya kepada orang lain, adalah mereka yang siap mewujudkan mimpinya tersebut..."

"...semakin kita sering menulis, maka akan semakin lekatlah ilmu tersebut pada diri kita. Dan untuk meninggikan pengetahuan yang kita miliki, sampaikanlah kepada orang lain..."

H. Onno W. Purbo yang memaparkan berbagi pengalamannya menulis buku, trik dan tips menggunakan PowerPoint sebagai pamduan untuk menulis karangka tulisan yang akan dibuat, serta mencari ide dan sumber tulisan dari kebiasaan peserta beberapa milis yang dia ikuti. Dengan gayanya yang khas beliau membawakan presentasinya dengan sangat santai dan penuh canda.

Banyak juga peserta yang hadir di acara tersebut, salah satunya ada Dirgayuza Setiawan dia adalah salah satu peserta lomba Jawara Lifebuoy untuk bidang teknologi. Saya sempat berbincang-bincang dan tukeran nomor ponsel dengannya, dengan sikapnya yang ramah dia memperlihatkan Mac Book Pro yang dia bawa dan mencoba menyuntikkan "virus" Mac sama saya.

Acara seminar menjadi lebih menarik ketika Rama Aditya seorang tuna netra dari Yayasan Mitra Netra berdiri di podium dan memperlihatkan kebolehannya, Rama yang memiliki Nick name Aurora sungguh menggugah para peserta yan hadir pada saat itu, karena dia bisa membuktikan bahwa kekurangan yang dimilikinya tidak mengganggu semangatnya untuk terus berkarya.



Di akhir acara saya sempat mengambil foto bersama Mas Donny B.U. Dari Detik.com beliau adalah salah satu target saya untuk saya ajak foto bersama, sejak beliau mengisi kolom Weekly Review di detik.com saya selalu mengikutinya, namun entah kenapa akhir-akhir ini Weekly Review tidak pernah di update, melalui SMSnya Pak Donny berkata kepada saya bahwa dia akan segera menulis lagi dalam waktu dekat ini, karena beberapa bulan terakhir beliau memang sedang banyak kesibukan.

Berita lengkap mengenai acara tersebut bisa dilihat di situs detik.com, beberapa rekan peserta lain seperti Mas Jonru juga melaporkan acara seminar tersebut di blognya.

Buat Yuza: Kamu harus tanggung jawab ngasih penawar virus buat saya, soalnya virusnya benar-benar ampuh, bagaimana tidak, sejak terkena virus tersebut saya jadi sering melamun dan nggak bisa tidur. Sebenernya virus ini sudah lama bersamayam dalam tubuh saya, tapi sudah lama tertidur dan ketika ketemu sama Yuza kemarin, virus itu aktif lagi. :((

Thursday, April 27, 2006

Free Battery from Delcell

Di sebuah milis yang saya ikuti ada sebuah pertandingan yang hadiahnya adalah sebuah batre dari Delcell, para peserta berhak untuk mendapatkan sebuah batre ponsel secara gratis jika telah membuat sebuah tulisan singkat yang bertema: "Mengapa Anda layak dapat batre gratis"

Adapun Bapak Herry SW sebagai penggagas acara ini dan Bapak Denny sebagai distributor untuk batre Delcell yang menjadi sponsor tunggalnya.

Sebelumnya para peserta, diharuskan untuk mengirimkan biodata dan jenis/type ponsel yang digunakan, disertai dengan tulisan singkatnya. Berikut adalah tulisan pendek yang saya kirim :

Kebutuhan untuk mengakses Internet dengan koneksi GPRS bagi saya sudah tidak dapat dibendung lagi, terlebih ketika saya bergabung dengan milis Gadtorade, milisnya para pencinta gadget untuk dapat membeli, menjual ataupun mencari referensi harga untuk berbagai jenis gadget yang ada. Namun koneksi Internet dengan menggunakan GPRS memiliki kelebihan dan kekurangannya.

Keuntungan GPRS yakni dapat diakses dimana saja sepanjang daerah tersebut tercakup oleh coverage area dari BTS sebuah operator yang memang telah memiliki koneksi GPRS. Kekurangannya, tarif GPRS cukup menguras isi kantong (baca: uang) karena pulsa dihitung berdasarkan banyaknya data yang masuk, hal ini tentu menjadi masalah ketika kita dihadapkan pada data yang berjumlah besar, kekurangan yang lain adalah kita diwajibkan memiliki ponsel yang memiliki daya tahan batre yang bisa diandalkan, ibarat sebuah senjata dan amunisi bagi tentara perang, batre adalah perangkat atau perlengkapan yang sangat vital bagi seorang 'road warrior'.

Sayangnya saat ini begitu banyak produsen batre yang bermunculan namun tidak diiringi dengan kualitas produk yang prima, iklan-iklan batre yang dipampang pada tabloid, majalah dan surat kabar seakan "berbicara" bahwa batre produknya siap memanjakan penggunanya, namun seakan membeli kucing dalam karung bahwa pembeli tidak dapat memastikan kehandalan produknya sebelum benar-benar mencobanya, untuk itu, sungguh sebuah langkah yang berani jika ada sebuah produsen batre yang siap memberikan batrenya secara gratis kepada calon penggunanya untuk terlebih dulu dicoba dan dibuktikan kehandalannya, terlebih kepada saya yang sangat membutuhkan kualitas sebuah batre yang prima untuk "berperang" sebagai "road warrior"....

Salam Gadget... Rosgani


Saya mencoba mengirimkan tulisan tersebut ke pihak panitia, dan tanpa disangka-sangka Setelah beberapa hari ternyata nama saya terpampang menjadi salah satu dari 10 pemenangnya. Berikut adalah e-mail pemberitahuan dari Pak Herry SW pada milis Gadtorade. :

From: "Herry SW@TE2000"
Date: Sun Apr 23, 2006 4:01 pm
Subject: PEMENANG Audisi Baterai Delcell Gratis

Rekan, inilah partisipan yang beruntung mendapatkan baterai Delcell gratis:

1. Oki Rosgani
2. Ica a.k.a. Ica Gadgets
3. M. Arif Budiman
4. Dadan Ramdhan
5. Alvin M.
6. Alvian
7. Eric Muzakir
8. Junian Alamsyah
9. Buyung FR
10. Handi Rifandi

Selamat kepada para pemenang dan terima kasih atas partisipasinya.

* Seluruh email partisipan akan saya forwardkan ke admin Gadtorade sebagai arsip, juga kepada Pak Denny Delcell sebagai sponsor tunggal.
* Selanjutnya Pak Denny yang akan menindaklanjuti audisi baterai gratis ini, termasuk mengatur pengirimannya.

Demikian pengumuman dari juri tunggal, HSW, yang bersifat mutlak dan tak dapat diganggung gugat. :P


Salam,


Herry SW


Saat ini saya sedang menunggu kedatangan batre Delcell tersebut untuk dipasang pada ponsel T68i saya, dan review mengenai batre ini akan saya tulis pada artikel terpisah setelah saya mencoba batre tersebut dalam beberpa hari.

Tuesday, April 11, 2006

Pasangan Baru Untuk PDA Palm Saya

Setelah hampir 3 bulan saya lepas dari kibor Palm Ultra Thin Keyboard (PUTK) rasanya saya cukup kesulitan jika harus menulis dokumen atau e-mail agak panjang dengan bantuan stylush di PDA Palm denga Grafitti. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli Palm Wireless Keyboard (PWK) sebagai pengantinya.

Alasan saya memilih PWK karena kibor ini dapat dipasang pada semua PDA Palm dan juga Pocket PC, sehingga dengan memilih kibor ini, saya tidak usah mengganti kibor jika dimasa yang akan datang saya membeli gadget baru yang lebih canggih,-- maunya sih Treo 650 atau minimal Treo 600 :P

Secara tidak sengaja saya menemukan penawaran kibor ini di milis id-PalmOS, sebetulnya bukan tidak sengaja sih, tapi ada teman chatting saya yang menunjukkan penawaran di milis tadi, ditambah saya melihat gambar kibor ini pada salah satu situs teman chatting saya yang lain. Setelah saya menghubungi penjualnya melalui ponsel akhirnya saya memutuskan untuk membeli kibor ini, 2 hari kemudian kibor ini datang, ternyata paket kibor ini datang lebih cepat dari waktu yang saya perkirakan. Thanks Mr. Postman...!!

Saat membuka paketnya, saya mendapatkan CD driver, Cover Kulit dan juga unit kibor didalam cover kulit ini. Covernya masih sangat mulus dan terlihat masih baru, baunya juga... Begitu juga untuk unit kibornya. Setiap lekukan dan bagian kibor ini saya perhatikan dan benar-benar mulus tanpa cacat, karena menurut penjualnya, kibor ini memang jarang dipakai. Saya memasang drivernya pada Palm m500 saya dan kibor pun bisa langsng jalan tanpa ada hambatan atau masalah, saat tombol dan seluruh fungsinya langsung saya coba dan berfungsi semua, benar-benar sempurna.


Dibanding dengan kibor PUTK saya yang pertama, kibor ini sedikit lebih lebar tapi susunan huruf dan ukuran tombolnya masih sama, hanya saja tombol dan bodynya berwarna abu-abu dan dibuat dari material plastik padat, sementara pada kibor PUTK tombolnya berwarna hitam dengan bodynya terbuat dari sejenis seng tipis warna silver, respon kibor dan feelnya masih sama dengan kibor saya terdahulu begitu juga dengan symbol dan fungsi-fungsi yang lainnya, sehingga untuk menggunakan kibor ini saya tidak menemukan kesulitan.


PWK ini memang lebih berat dan lebih tebal dari PUTK, hal ini karena perbedaan bahan dan juga dalam PWK terdapat batre sebagai catudaya infra merahnya. Namun karena bahan plastik padat ini, kibor PWK terlihat lebih kokoh dan terasa lebih mantap ketika digunakan untuk membuat tulisan ini.

Perbedaan mendasar antara kibor PWK ini dengan PUTK adalah jenis koneksi ke PDA, jika pada PUTK koneksi dihubungkan melalui universal konektor yang ada di bawah PDA, pada PWK ini koneksi menggunakan saluran port infra merah, dan hal ini pula yang menjadikan batre PDA sedikit lebih boros. Port inframerah pada kibor PWK ini dibuat fleksibel dan dapat digerakan 90 derajat. Menurut manualnya, kibor PWK ini dapat digunakan pada PDA Palm OS 3.5 keatas dan dapat juga digunakan oleh PocketPC dengan driver khusus.

Sayangnya saya masih menggunakan Palm m500, sehingga ketika saya mencoba untuk menghubungkan Palm dengan R520m sebagai modem via irda dan ingin melakukan chatting di YM sambil menggunakan kibor ini, koneksi ke kibor langsung terhenti karena saluran inframerahnya digunakan oleh ponsel. Mungkin saya harus mengganti PDA ini dengan Tungsten W atau PDA Palm yang memiliki koneksi bluetooth.

Cover kulit yang disertakan pada paket penjualan kibor ini membuat kibor ini memiliki nilai lebih, dengan adanya cover kulit yang memiliki tempat PDA yang ada dibagian depan cover tersebut, menjadikan kibor dan PDA saya terlihat lebih elegan. Dan yang terutama Palm saya telah menemukan kembali pasangan hidupnya setelah hampir 3 bulan menduda, karena pasangan pertamanya telah hijrah ke Kota Gudeg secara terpaksa.[]

Monday, March 27, 2006

15 Days With Palm Tungsten|W


My best friend call me when he bought the 2nd hand Palm Tungsten|W from the Net, he want me fill that stuff with lots of apps for Office, Read and entertainment.

Few days after he call me, the stuff arrive to my house, I open the box and find the shiny Tungsten|W with few extra cover and leather case, I open the simCard lid first and slip my simCard inside, powering up the mobile mode and the led is blinking red represent searching the network and the red blinking green when the network completly available.

GSM/GPRS MOBILE
I try to make a call with handsfree, sound quality is average, clear and there is no noise or feed back sound. The Tungsten|W is the first handheld which filled with phone GSM/GPRS Support from Palm before the that company merger with Handspring become PalmOne. Setting up the GPRS network as easy like on PalmOne Treo 600, but we have to know the User ID and Password for GPRS provider we are using.

VeriChat is the first application which installed to this device, I log on to my Yahoo Messenger account to try the built-in keyboard, The space between button is larger than Treo 600 built-in keyboard, but the button little small than Treo 600 has, unfortunately, The Tungsten|W built in keyboard has no backlight so I can't typing on dark environment... sigh....

While on phone mode screen, I can set the ringer through profile editor, few ringer not too loud than a regular phones but the vibrating allert is alternative to be an allert in noisy environment.

SCREEN
I'am very surprised with the high resolution 320x320 screen in Tungsten|W, more crisp and clear than my old Palm m500 grayscale screen ha ha ha ha... even when I compare with Treo 600 screen, I try to add some launcher apps which make this device more eye-cathing, ZLauncher is my final choice after MegaLauncher and Silverscreen, I try using few ZLauncher skin, themes and backimage, this launcher make this device become more useful and entertain.

Playing video clip using Kinoma Player is very good, the video is very smooth but there is no sound available, because this hardware just using the sound hardware only for alarm and phone ringer.

BATTERY
The battery life is very good, I try to running the mobile mode always-on and go online with VeryChat all days, the battery only drop 30% after 7 hour chatting with few friend on Yahoo Messenger but I set the normal bright screen and sometimes light screen set to off.

STORAGE
I'am urgue to my friend to buy a SD Card for storage and backing up the data. He send me new SkyDisk 128MB SD card, I slip that SD Card to Memory Card slot and try to instaling few apps like Bejeweled game from Astraware, Backup Buddy, RescoExplorer, Document To Go 6, Resco Photo Viewer, Palm Reader, and Kinoma Player. Using Palm File Browser I can using this device as a Flash Disk storage media.

I'am using this Palm Tungsten|W for my e-mail, chatting, and writing this review. This handheld make me satisfy since this stuff has built-in GSM/GPRS access, so I didn't have to pair my Palm device with GSM/GPRS phone as a modem when I want to go online, and built-in keyboard is very impressive, I can write a note, chat and write e-mail in bed.

Yesterday, my friend (Tungsten|W owner) call me, he will take back the handheld from me, and now I go back to my old Palm, using m500 with stylush for chat and write feel like go back to stone age... :((.

Saturday, February 11, 2006

Sudah Siapkah Kita Ber-3G?

Gencarnya produsen ponsel yang menambahkan berbagai fitur pada setiap produk barunya membuat kita sebagai konsumen memiliki banyak pilihan, salah satu fitur yang saat ini banyak ditawarkan adalah adanya fasilitas 3G (Third Generation) pada produk ponsel High-end yang dipasarkan saat ini.

Gembar-gembor teknologi 3G yang sudah didengungkan sejak beberapa tahun lalu, memiliki keunggulan untuk dapat mengolah data multimedia secara real time pada sebuah ponsel, dengan teknologi ini nantinya kita tidak hanya dapat meangakses data secara cepat, namun melihat acara televisi siaran langsung dan bertatapan wajah dengan lawan bicara kita secara real time seperti halnya pada film-film futuristik, hal tersebut dapat dilakukan dengan ponsel yang memiliki fasilitas 3G ini.

Jepang adalah negara yang sukses menerapkan teknologi ini, DoCoMo, sebagai salahsatu operator seluler di negeri Matahari terbit itu telah menuai sukses besar dari produk yang dipasarkan kepada konsumennya dengan nama layanan i-Mode, para pengguna i-Mode dapat menikmati acara televisi, berkirim email dan mengakses Internet langsung dari telepon genggamnya.

Akankah kesuksesan DoCoMo terjadi di Indonesia?, sejauh ini saya belum melihat adanya tanggapan positif dari masayarakat mengenai kehadiran teknologi 3G ini, keadaan ini merupakan PR besar bagi operator di negara kita untuk dapat menciptakan demand pada masyarakat terhadap teknologi ini, Ya.. kita memang pernah gagal dengan teknologi WAP (Wireless Application Protocol) namun para operator tentu tidak ingin kegagalan itu kembali terjadi pada 3G. Untuk mengatasi hal ini, operator tentu mebutuhkan formula yang tidak hanya mementingkan pihak operator saja namun juga konsumen sebagai acuan sumber pendapatan mereka. Teman-teman saya yang memiliki ponsel high-end tidak pernah menggunakan fasilitas GPRS (General Packet Radio service) dan MMS (Multimedia Messaging Service) karena mereka merasa bahwa tarif layanan tersebut terlalu mahal. Dan saya pun merasakan hal yang sama, karena itu saya lebih banyak menggunakan GPRS hanya untuk kegiatan chatting dan e-mail daripada browsing.

Saat ini jawabannya ada pada kita sebagai konsumen, sudah sejauh mana kita mengoptimalkan fitur ponsel yang kita miliki?, Sudah sejauh mana kita membutuhkan akses data real time?, Sudah seberapa jauh Anda memanfaatkan layanan yang diberikan operator seperti MMS, GPRS dan e-mail?, Jika pertanyaan itu belum terjawab, bagaimana Anda menjawab pertanyaan "Sudah siapkah Anda ber-3G?".

Subang, 11 Februari 2006

Akses Gmail pada Mozilla Thunderbird


Baru-baru ini saya telah memasang aplikasi Portable Thunderbird pada MMC saya yang diakses melalui Card Reader, dengan aplikasi Portable Thunderbird kita dapat menarik dan mengirim email dari komputer mana saja sepanjang komputer tersebut terhubung ke Internet, tanpa harus melakukan setting ulang untuk akun POP mail yang kita miliki. Proses setting hanya dilakukan sekali saja, berikut adalah setting GMail pada Mozilla Thunderbird :

1. Pastikan bahwa kita telah mengaktifkan opsi "Enable POP & Fowarding" pada akun GMail kita.

2. Pada Menu pilih Tools | Account Settings...

3. Klik Add Account....

4. Pastikan Email account yang dipilih.

5. Klik Next >.

6. Masukkan nama Anda pada Your Name:.

7. Masukan alamat Gmail Anda pada Email Address:.

8. Klik Next >.

7. Pilihlah POP pada Select the type of incoming server you are using..
lalu ketikan "pop.gmail.com" pada kolom Incoming Server:.

9. Klik Next >.

10. Masukkan alamat email Anda secara lengkap ("oki.rosg@gmail.com", sebagai contoh) pada Incoming User Name:.

11. Klik Next >.

12. pada Account Name: berikan nama untuk nama akun Gmail (misalnya "Gmail",sbg contoh) .

13. Klik Next >.

14. Lalu Klik Finish.

15. Pilih Outgoing Server (SMTP).

16. Klik Advanced....

17. Klik Add...

18. Ketikkan "smtp.gmail.com" pada Server Name:.

19. Pastikan Use name and password telah dicontreng.

20. Ketikan alamat Gmail Anda pada bagian User Name:.

21. Pastikan TLS dipilih pada opsi Use secure connection:.

22. Ketikan "587" pada bagian Port:.

23. Klik OK.

24. Klik OK sekali lagi.

25. Pilih Server Settings pada akun Opsi Gmail yang baru saja kita buat

26. Klik Use secure connection (SSL) untuk mengaktifkannya.

27. Klik Advanced....

28. Masuk ke bagian tab SMTP.

29. Pilih smtp.google.com:587 dari pilihan drop down menu di bagian Server.

30. Klik OK.

31. Klic OK sekali lagi.


Maka Thunderbird sudah dapat digunakan untuk menarik semua e-mail pada akun Gmail yang kita miliki.

Tuesday, February 07, 2006

45-in-1 Memory Card Reader/Writer

I got this Memory Card Adapter for free, Yes.. it's Free bacause my close friend bought for me. He give me as a present becoz I've kill the virus from his PC before. I use that stuff as a flash disk in my daily life. Thanks Bro...

Wednesday, January 25, 2006

Gathering id-PalmOS, 21 Januari 2006

Akhirnya saya mendapat kesempatan untuk dapat mengikuti pertemuan (gathering) milis id-PalmOS yang diadakan di PlanetBizCafe Mega Kuningan Jakarta pada hari Sabtu 21 Januari 2006 kemarin.

Acara yang dihadiri tidak kurang dari 40 orang tersebut membahas perkembangan Palm diantaranya Review Palm Tungsten X yang dibawakan Pak Nico.

Pada sesi kedua adalah pembahasan penggunaan sinkronisasi Palm dengan Macintosh, yang diselingi pertanyaan dan pemberian doorprize. Adapun barang-barang yang menjadi doorprize adalah Kaos, MemoryCard, FlashDisk, Stylush Pen 4-in-1, Majalah Gadgets, HF Jabra BT, Caller ID dan Sebagai hadiah utamanya adalah Treo 300 CDMA.

Sebetulnya sudah sejak lama saya ingin mengikuti gathering ini, namun baru kali ini saya memiliki kesempatan, sehingga saya bisa bertemu dengan beberapa sesepuh Palm dan juga beberapa teman-teman yang selama ini saya kenal lewat postingannya di milis maupun di Yahoo Messenger.

Jam 9:30 saya sudah datang ke tempat gathering dengan harapan dapat sowan dan ngobrol-ngobrol dulu dengan teman-teman, namun saya lihat pada buku absen belum ada nama lain tertulis dan ternyata saya adalah anggota pertama yang datang ke tempat itu, namun di ruang meeting sudah ada Pak Iwan (Admin) yang sedang asyik utak-atik iBook Mac-nya. Sesaat datang Pak Nico, yang selama ini saya kenal sebagai orang yang rajin utak-atik aplikasi Palm.

Sesaat setelah itu member lain berdatangan dan suasana mulai ramai, wajah-wajah yang selama ini saya lihat di foto-foto arsip gathering kini sudah berdatangan, sebut saja seperti Pak Sacha, Pak Avianto, Pak Chris WB., Pak Bambang, Pak Indra Supono, Pak Iqbal, Pak Didit P., sedikit informasi Pakk Didit ini yang menjual Palm Ultra Thin Keyboard pada saya dan sudah sejak lama dia ingin bertemu dengan saya, malamnya saya sempat kirim SMS dan mengatakan bahwa beliau tidak bisa hadir karena ada keperluan lain, namun pada saat itu dia menyempatkan diri untuk mampir ke tempat gathering karena inigin bertemu dengan saya.

Pada acara makan saya sengaja berpindah duduk mendekati Pak Meiko Tourista, orang yang selama ini saya kenal lewat Yahoo Messenger ini memang cukup enak untuk diajak ngobrol, saat itu beliau memiliki "mainan baru" yakni Jam tangan Palm OS Abacus by Fossil yang sedang ramai dibicarakan di millis, ketika saya membuka pembicaraan dengan menanyakan jam tersebut dia langsung membuka jam tersebut dan memberikan untuk memperlihatkannya kepada saya. Rekan lain di samping saya juga ikut melihat dan mencoba beberapa fitur yang ada pada jam tersebuut.

Setelah makan siang sesi tanya jawab dilanjutkan diikuti dengan pengundian hadiah utama berupa Treo 300 CDMA, pada sesi ini juga Pak Meiko dan Pak Avianto memperlihatkan MacOS yang dipasang pada laptop Intel sehingga sesaat saya sempat tertipu dengan penampilannya.

Menjelang acara ditutup, seperti biasa, semua gadget dikumpulkan diatas meja dan difoto, semua peserta juga berfoto bersama diluar ruangan. Beberapa foto gathering tersebut bisa dilihat di Flickr Pak Amen di http://www.flickr.com/photos/amen/sets/72057594051783590/

My Handwriting Style


Semenjak saya menggunakan PDA untuk mencatat dan menulis hampir tidak pernah saya menggunakan ballpoint atau pensil untuk menulis di media kertas, semua aktifitas menulis, saya lakukan melalui PDA atau PC. Baik dengan menggunakan stylush ataupun keyboard.

Saya baru menyadari ternyata sudah hampir lima tahun saya nyaris tidak Pernah menggunakan ballpoint, pensil ataupun spidol--kecuali untuk membuat paraf atau tanda tangan setiap akhir bulan. Akhirnya saya sedikit kaku ketika saya mencoba untuk menulis lagi di kertas, kebiasaan saya menulis dengan menggunakan stylush pada handwriting area di PDA Palm mempengaruhi bentuk tulisan saya di kertas, terutama untuk beberapa huruf seperti B, E, F, G, T dan angka 8.

Malam ini saya mencoba menulis lagi dikertas dengan harapan agar saya bisa mengembalikan bentuk tulisan saya yang dulu pernah dikagumi oleh pacar saya yang sekarang jadi ibu dari anak kami.[]

Monday, January 16, 2006

Minggu Yang Boros

Minggu-minggu terakhir ini adalah merupakan minggu-minggu terboros dalam hidup saya, bagaimana tidak, setelah saya mendapatkan SE T68i, saya tergelitik untuk mebeli beberapa aksesorisnya.

HPW-10 : Retractable Handsfree, saya dapatkan dari toko teman saya yang ternyata barang ini sudah lama nggak laku (stock lama), sehingga saya bisa mendapatkan HPW-10 tersebut dengan harga jauh lebih murah dari harga pasaran, ketika saya coba kualitas suaranya excelent banget karena memang ini barang original dari Ericsson.

Batre 850 mAh : Saya beli dari teman milis di Malang Jawa Timur, batre ini memiliki waktu standby lebih lama dari batre bawaan T68i saya. Sayangnya batre ini statusnya Alien Batre, padahal ketika dicoba di T68i teman saya batre ini tidak dianggap alien, hal ini mungkin karena software yang ada di T68i saya adalah R8A, menurut rekan saya software ini adalah yang terbaru untuk T68i, CMIIW.

Charger Ericsson Original yang saya dapat saat membeli batre cadangan dari teman milis, saya beli secara tidak sengaja karena sebetulnya saya sudah memiliki charger dari T68i saya, karena saya mendapat potongan harga untuk charger ini akhirnya saya beli juga. Dari Pembelian batre dan charger ini saya juga mendapat bonus Handsfree, walo bukan handsfree original tapi suaranya lumayan jernih dan bagus ketika saya coba pasang di R520m dan T68i saya. Thank Mas Adit.. gimana weselnya?, syukur deh kalo dah nyampe.

ICT-13, ini adalah kode produk untuk Belt Clip Holster khusus ponsel T68i, bentuknya cukup unik dan simpel namun kokoh. Saya mendapatkan Belt Clip ini dari Pak Rony www.DutaGemilang.com, pada sebelumnya saya sempat putus asa karena untuk mendapatkan produk ini sudah mulai susah.

Monday, January 02, 2006

My New SE T68i



Alhamdulillah, akhirnya Alloh memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa memiliki ponsel ini, sejak pertama kali melihat ponsel ini beberapa tahun lalu saya begitu tertarik dengan bentuk dan fiturnya, namun karena saat itu harganya masih mahal, jadi saya belum dapat memilikinya, tapi Alloh memang Maha Mengetahui dan Maha Pemurah, jika pun saat itu saya bisa membelinya tentu akan percuma saja karena beberapa fiturnya tidak akan dapat saya gunakan secara optimal, seperti GPRS misalnya, sebuah fitur yang saat ini lebih banyak saya perlukan ketimbang Wi-Fi Hotspot,kalaupun saya bisa memiliki ponsel tersebut saat itu, fungsi GPRSnya tidak akan saya pergunakan karena operator ponsel yang ada saat itu belum menyediakan fasilitas akses data via GPRS.

Secara keseluruhan, ponsel ini tidak memperlihatkan bahwa ini merupakan produk lama, bagaimana tidak, fitur yang disediakan begitu lengkap layaknya ponsel high-end saat ini, ya memang sih, layarnya masih 256 warna dan kamera dan MP3 Playernya terpisah sebagai aksesoris tambahan, namun kemampuan akses data yang dimilikinya bisa dibilang lebih dari cukup untuk kebutuhan mobile warrior. Menggunakan GPRS Class 10 dan juga memiliki kemampuan infra merah dan Bluetooth menjadikan ponsel ini layak dimiliki bagi mereka pengguna Mobile Internet.

Dibandingkan dengan ponsel R520m yang telah saya miliki sebelumnya, tampilan layar serta GUI (Graphi User Interface) memang sangatlah jauh berbeda, namun perpindahan dari R520m ke T68i bukanlah merupakan hal yang sulit, terlebih ketika saya bisa langsung men-sinkronisasi-kan semua buku alamat yang sebelumnya telah saya miliki pada ponsel R520m dan tersimpan pada Outlook bisa langsung dimasukkan kedalam ponsel T68i tanpa masalah dengan bantuan XTNDConnect, sehingga saya tidak usah repot-repot memasukkan kembali nomor kontak yang sudah saya miliki satu persatu. Dan ketika saya menjadikan T68i sebagai modem GPRS di PC, driver yang digunakan adalah R520m modem sehingga saya tidak usah melakukan setting ulang terhadap profil koneksi maupun hardwarenya.

Dengan aplikasi MyPicture di PC, saya juga bisa langsung memasukkan beberapa gambar dan foto yang sebelumnya saya edit dengan PhotoShop kedalam ponsel ini, untuk selanjutnya kita bisa menjadikan gambar yang dimasukkan tadi sebagai Wallpapper atau ScreenSaver. Jenis file gambar yang bisa disisipkan ke ponsel ini adalah .GIF, .JPG dan .WBMP. Kita juga bisa menyisipkan foto/gambar tersebut kedalam daftar kontak sehingga gambar tersebut bisa muncuk ketika kita menerima panggilan.

Namun menurut saya ada sedikit kekurangan yang dimiliki ponsel ini, walau bagi sebagian orang kekurangan ini mungkin sifatnya relatif, yakni suara SMSnya terlalu kecil, karena Sony Ericsson merubah suara SMSnya pada produk ini, dan kita tidak dapat memilih suara SMS dari nada dering lain, kecuali Tone, Click dan Silent. Kebiasaan saya menggunakan R520m menjadikan saya sedikit kaku saat pertama kali mencoba menulis SMS pada tombol T68i yang lebih kecil dari tombol R520m.

Produk ini merupakan produk terakhir pada saaat-saat sebelum Ericsson bergabung dengan Sony, dan setelah bergabungnya Sony dengan Ericsson produk ini diproduksi dan dipasarkan lagi dengan merubah disain bentuk dan warna tanpa merubah fitur dan fungsinya, tentu dengan merek baru SonyEricsson.